Mohon tunggu...
Dr. Jack Febrian Rusdi
Dr. Jack Febrian Rusdi Mohon Tunggu... Dosen - Ph.D bidang ICT, Dosen dan Peneliti

Dosen dan peneliti di Universitas Teknologi Bandung (UTB), Ph.D dalam bidang ICT khususnya terkait Tracking Technology and Behavior Analysis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sungsang Oblig Akhirnya Lahir Normal

27 Desember 2016   00:38 Diperbarui: 27 Desember 2016   01:26 2860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Beberapa referensi, sungsang berbeda dengan oblig, namun dalam bahasa awam, oblig pun sebagian dianggap sebagai posisi janin di rahim yang sungsang, sumber bacaan yang penulis temukan sungsang dan oblig berbeda. Sungsang adalah posisi bayi dengan bokong di bawah, sedangkan oblig adalah posisi janin di rahim dengan keadaan miring atau melintang, sedangkan posisi normal adalah posisi janin berada dibagian bawah tepatnya di pintu rahim sang ibu. Sebagai salah satu alternatif bacaan, mana tau hal yang ditulis di sini dapat menjadi masukan bagi pembaca lainnya, sehingga sang anak pada posisi sungsang lahir normal.

Penulisan ini didasarkan pada pengalaman, masukan team medis, dokter, bidan serta referensi yang kami temukan.

KASUS OBLIG

Kasusnya begini, semenjak usia kehamilan 7 bulan hingga saat menunggu hari kelahiran, posisi janin yang dikandung istri penulis masih dalam posisi oblig. Umumnya para profesional di bidang medis memberikan semangat kepada istri penulis, bahwa "ada kok yang posisi oblig dan sungsang yang akhirnya melahirkan normal". Tentu saja sang istri yang berkeinginan kuat untuk melahirkan normal semakin bertambah semangat.

Berbagai hal dilakukan hingga umur janin 9 bulan. Mulai dari berenang, sujud dan dengan sujud khusus, olah raga senam hamil yang dipelajari dari youtube, stimulasi suara baik mendengarkan lagu klasik dan bacaan ayat suci, sempat juga dilakukan pemutaran oleh salah seorang petugas medis (namun karena balik lagi, petugas tersebut tidak mau melakukannya kembali), menjaga posisi tidur, berdoa, dst.

Ada dua paham yang kami temukan untuk mengantisipasi hal ini, diantaranya yaitu dengan :

  1. Menjaga berat badan bayi tidak terlalu besar, dengan alasan agar proses kelahiran janin bisa lebih mudah. Logika ini masuk akal. Langkah ini kami jaga di tahap awal sampai kami menemukan paham kedua.
  2. Memperbesar ukuran tubuh bayi, khususnya ukuran perut lebih besar daripada ukuran kepala (dilihat dan dihitung melalui USG). Logikanya adalah, ruang rahim pada saat akan melahirkan, lebih besar dibagian atas dibandingkan pada bagian bawah. Bagaimana pun, sang janin akan mencari posisi yang diarasakan nyaman. Nah, apabila ukuran perut lebih besar daripada ukuran kepala, maka bayi akan mencari posisi yang nyaman tersebut, yaitu kepala di bagian bawah, sedangkan posisi perut, kaki dan bokong akan berada pada posisi atas.

Kami  mencoba melakukan paham kedua ini, bagaimana membuat berat badan janin meningkat. Ahli medis terkait kelahiran ini pun memberikan vitamin yang mempercepat pertumbuhan bayi. Pemberian vitamin dimulai pada usia perkiraan kehamilan minggu ke 37, berat badan bayi dari 2.2 KG, disamping sang istri dipasok makanan-makan yang dapat meningkatkan pertumbuhan berat badan bayi. Akhirnya dalam waktu 7 hari menjadi 2.8 Kg, kenaikan yang fantastatis (setidaknya menurut kami yang awam).

Sayangnya, hingga pemeriksaan dengan menggunakan USG pada hari 6 sebelum melahirkan (pada perkiraan usia kehamilan 38 mingggu), posisi bayi masih tetap melintang atau oblig. Setelah itu, penulis tidak melihat hal yang menonjol yang dilakukan oleh sang istri, selain berdoa pada YMK.

Dua hari kemudian (4 hari sebelum melahirkan), kami memeriksakan kembali posisi bayi, kami dan petugas medis terkejut, ternyata posisi janin sudah berada pada posisi normal! Kami pun mencoba melakukan pemeriksaan ke dua tempat lain salah satunya rumah sakit ibu dan anak. Kesimpulannya sama, bahwa posisi bayi sudah berada pada posisi normal, artinya, kepala sang janin sudah masuk ke pinggul. Alhamdulillah...

Anehnya, para profesional medis khusus untuk melahirkan tersebut dari tiga tempat yang berbeda tersebut seperti menyampaikan dengan dalam dan penuh makna bahwa, "sebenarnya jarang sekali kasus seperti ini terjadi", yaitu perubahan oblig menjadi normal disaat hari-hari mendekati kelahiran, mengingat posisi bayi sudah pas dengan ruang yang ada pada rahimnya. Jujur, penulis terkejut mendengarkan pesan tersebut, karena sedikit bertentangan dengan semangat yang diberikan pada istri penulis sebelumnya. Namun penulis maklum, namanya juga penyemangat :)

Setelah melewati berbagai tanda kelahiran, kami pun pergi ke tempat melahirkan di Bidan Sri di daerah Dago Bandung, dan alhamdulillah, Janin pun dilahirkan dengan normal dan sehat pada usia perkiraan perhitungan masa kehamilan minggu ke 39. Bayi itu pun kami beri nama Arsyach Putra Febrian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun