Kenapa Kompasiana Bisa Sebesar Ini?

Berkembangnya teknologi komunikasi dan media, mengantarkan kita pada konsep citizen journalism. Teknologi website 2.0 mengubah perilaku masyarakat, yang awalnya hanya menerima informasi secara pasif, menjadi ikut berkontribusi memberikan informasi. Hal ini bisa kita lihat dari zamannya social media yang menjadi hits belakangan. Dari sana, terlihat bahwa masyarakat sekarang sudah aktif dan butuh wadah untuk ‘memuntahkan’ pandangan dan pengetahuan mereka. Salah satunya dengan Kompasiana.

Kompasiana sebagai media warga merupakan wadah bagi seseorang untuk sharing knowledge dan informasi kepada masyarakat. Menurut saya, kemunculan Kompasiana sejak 2008 ini menjadi sebuah gebrakan untuk membuat ‘a brand new media’. Bagaimana tidak? Saat ini kontributor Kompasiana sudah mencapai 278.574 orang. Yang membuat saya kagum adalah, banyak kontributor yang saya kepo, sudah berkontribusi lebih dari 300 bahkan 1000 padahal mereka baru berkontribusi selama 3/4 tahun! Saya angkat topi untuk Bapak Pepih Nugraha dan tim Kompasiana!

Padahal, setahu saya, tingkat ketertarikan masyarakat Indonesia pada knowledge tergolong rendah dibanding negara lainnya. Hal itu yang membuat saya heran, bagaimana Kompasiana bisa menggaet kontributornya untuk banyak menulis. Saya rasa, pasti ada suatu faktor yang mempengaruhi tignkat kontribusi Kompasiana, yang apabila direplikasi dengan baik, maka akan berpengaruh pada kemajuan dan tingkat pengetahuan di Indonesia.

Oleh karena itu, saya melakukan penelitian mengenai perilaku para Kompasianer. Bagi para Kompasianer, apabila berkenan, mohon meluangkan sedikit waktunya untuk mengisi kuesioner saya di http://bit.ly/KuesionerKompasiana. Jika penelitian saya sudah selesai, saya coba berbagi hasil penemuan ini pada masyarakat semua.

Terimakasih banyak dan semoga Kompasaiana bisa lebih memajukan Indonesia.

Salam Kompasianer,

Hana - Sistem Informasi Universitas Indonesia 2011