Mohon tunggu...
Emma Eryanti
Emma Eryanti Mohon Tunggu... -

otomatis praktis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bisa!

8 Mei 2011   15:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:56 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang tuntutan untuk bisa hidup enak di masa sekarang ini. Makin bisa banyak hal makin mudah hidupmu, makin enak hidupmu. Mungkin seperti itu gambaran yang nampak dari luarnya.

Untuk bisa melakukan banyak hal, ada pengorbanan juga sebelum yang namanya 'bisa' itu diraih. Sebelum bisa ada proses panjang terlebih dahulu, belajar adalah salah satu prosesnya. Belajar disini bukan dalam konteks belajar yang duduk di kelas, memperhatikan pengajar, dan membaca buku, namun belajar dalam bentuk apapun termasuk proses belajar mengajar formal untuk mencapai yang namanya 'bisa'.

Apakah dengan belajar cukup? Ini tergantung parameternya. Target yang ingin dicapai sampai sejauh mana, kebutuhan yang diinginkan seperti apa, berbeda untuk tiap tujuan dan individu.

Ada juga istilah "alah bisa karena biasa", mungkin hal ini menggambarkan suatu hal yang telah dikuasai makin lihai dilakukan karena telah menjadi suatu habitual. Bisa jadi dilakukan setiap hari sehingga dapat dikatakan "sambil merem juga bisa..".

Ke'bisa'an suatu hal yang ada pada diri manusia itu saya yakin juga nggak cuma satu hal. Banyak hal yang seorang individu bisa lakukan. Karena menurut saya makin banyak ke-bisa-an yang dikuasai seseorang, maka tingkat kepuasan, kebanggaan, kehormatan, dan lain sebagainya akan hinggap pada individu tersebut. Dari gambaran tadi, suatu ke-bisa-an itu kesannya membawa kebahagiaan ya.. apakah ke-bisa-an itu bisa membawa seorang individu pada kehancuran? Tentu bisa, itu semua tergantung dari 'bisa' apa orang itu.

Semua juga tahu, yang baik-baik akan membawa efek yang baik juga, dan yang tidak baik pun akan mendatangkan efek yang tidak baik pula. Nah, baik atau tidaknya sesuatu itu apakah mutlak adanya? Apakah baik itu hanya sekadar rajin menabung, pandai, tidak sombong, dan membuang sampah pada tempatnya? Dan yang tidak baik itu adalah mencuri, membolos, berbohong, dan mencela?? Ya, kalau itu di pelajaran PPKn, tapi kalau di kehidupan yang sebenarnya ada saja yang baik menjadi buruk dan yang buruk menjadi baik. Tergantung situasinya. Begitu juga dengan ke-bisa-an, belum tentu 'bisa' yang baik-baik akan mendatangkan efek yang positif dan yang tidak baik akan membawa efek negatif. Semua tergantung tujuan, masing-masing individu yang melihat dan menilai.

Yang jelas, bila manusia hidup dan tidak bisa melakukan sesuatu yang berarti dalam hidupnya, maka menurut saya itu sebuah kerugian, karena hidup cuma satu kali dan tidak akan terulang lagi. Sesepele atau sekecil apapun ke-bisa-an itu bila positif maka akan sangat berarti bagi individu tersebut, karena ukuran berarti atau tidaknya sesuatu pun juga berbeda.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun