Mohon tunggu...
Emma Eryanti
Emma Eryanti Mohon Tunggu... -

otomatis praktis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

If I Fell

4 Mei 2011   03:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:06 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dari salah satu album kelompok musik terbaik di dunia yang pernah ada, The Beatles; A Hard Days Night, ada satu lagu yang bagus diantara lagu lainnya yang bagus-bagus juga, yaitu “If I Fell”. Lagu ini hasil karya John Lennon yang direkam pada 27 Februari 1964 dan dirilis pada 26 Juni 1964, sudah lama sekali ya nampaknya lagu ini bergema, tapi sampai detik ini lagu ini masih terdengar enak dan tidak terkesan ketinggalan zaman.

Lirik lagu “If I Fell” begitu polos, jujur, naif, ya apapun lah itu untuk menggambarkan betapa lugasnya lirik lagu ini. Dibalik penulisan lirik lagu ini juga terdapat kisah dari Lennon sendiri tentang kisah cintanya, namun saya pun tidak begitu paham dengan kisah tersebut. Lagu ini adalah lagu slowballads pertama The Beatles yang ternyata mendapat respon baik dari penggemar The Beatles.

Saya sebagai Beatles Mania sangat menyukai lagu ini karena secara musikalitas pun lagu ini saya nilai cukup modern pada masanya. Menurut majalah Rolling Stone: The Beatles 100 Greatest Songs, lagu ini adalah salah satu lagu gubahan Lennon yang paling cerdas, harmoninya, beat-nya, dan kalau yang satu ini pasti semua setuju.. di lagu ini Lennon dan McCartney berbagi microphone dan membagi suara mereka saat bernyanyi, seperti gaya band Everly Brothers, terdengar begitu ciamik, mahakarya banget lah!

Lirik“If I Fell” begitu sentimentil, terdengar bodoh mungkin.. atau bukan bodoh, tapi polos. Karena ketika seseorang sedang jatuh cinta bisa terlihat bodoh atau melakukan hal bodoh di luar kebiasaannya, karena ketika jatuh cinta ini semua rasa bercampur menjadi satu, Albert Einstein pun turut ber-quotes “Gaya gravitasi tidak bekerja pada orang yang sedang jatuh cinta”. Ajaibnya si jatuh cinta ini sampai membuat gravitasi bernilai nol, sampai The Beatles dan banyak musisi lain di dunia ini membuat lagu tentang bagaimana jatuh cinta itu. Sampai detik ini pun tema jatuh cinta ini masih laris manis dijual di pasar musik, karena ya hampir semua orang merasakan kejadian jatuh cinta ini.

Tidak heran jika ABG pada masa The Beatles berjaya, era '60an, bisa sangat histeris ketika melihat grup band ini manggung. Bahkan kalau saya lihat, lebih histeris dan lebih heboh ketimbang histerianya fans Justin Bieber. Beda masa dan genre sih memang.

Video clip lagu “If I Fell” ini juga keren, padahal cuma memperlihatkan The Betales dengan aksi panggungnya, nggak ada jalan ceritanya. Masing-masing personel Beatles dengan alat musiknya, bermain di atas panggung dengan kostum mereka yang rapih an seragam, yang banyak jadi acuan dan ditiru oleh musisi lain. Nggak cuma seragam di pakaian saja, tapi seragam juga dalam hal potongan model rambut yang berponi lebat. Pada masa itu, nggak ada band lain yang begini, sehingga ini juga jadi salah satu daya tarik The Beatles. Model poni ini juga sampai sekarang pun nggak sedikit musisi yang meniru gaya mereka. Nggak lagu, nggak kostum, nggak model rambut, semuanya masih nggak terlupakan sampai detik ini. Love Beatles Forever lah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun