Mohon tunggu...
Y. B. Inocenty Loe
Y. B. Inocenty Loe Mohon Tunggu... Guru - Instruktur Pembelajaran Kreatif, Penulis, Kandidat Magister Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Yohanes Baptista Inocenty Loe, Saat ini menjadi kandidat Magister Teknologi Pendidikan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Ia bekerja sebagai pendidik di salah satu sekolah swasta di kota Kupang, sekaligus menjadi instruktur pelatihan menulis dan pembelajaran kreatif berbasis digital di NTT. Sebagai seorang instruktur menulis, karya-karyanya telah diterbitkan di media massa cetak maupun online. Ia telah menerbitkan tiga buku yaitu Kisah Para Pelukis Wajah Bangsa, Literasi di Atas Awan dan buku terbarunya berjudul Prinsip-Prinsip Demokrasi John Rawls (Menguak Kebebasan dan Kesetaraan). Selain itu, ia juga adalah editor yang telah mengedit puluhan buku dan membantu banyak pihak untuk menerbitkan bukunya. Sebagai pelatih pembelajaran kreatif berbasis digital, ia banyak kali diundang ke berbagai kesempatan di wilayah NTT untuk berbagi inspirasi dan motivasi. Kemampuannya ini telah dibuktikan dengan berbagai pencapaian dan penghargaan yang diraihnya. Pada 2021, dinobatkan sebagai penulis aktif tingkat Nasional dan guru aktif literasi tingkat nasional. Di bidang pembelajran kreatif berbasis digital, seluruh karya dan inovasinya pernah ditanyakan di TVRI Nasional pada program Inspirasi Indonesia, akhir 2022 lalu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Dialog Sepi

6 April 2024   21:49 Diperbarui: 9 April 2024   00:15 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sepi, kesepian. (Sumber: Pixabay/Franz Bachinger)

Tak ada lagi kata sesejuk embun. Ataupun kalimat bermakna yang membelai relung. Entah menyejukkan atau menyakitkan. Biarkan kukisahkan kisahku. Dan berharap semua menjadi harapan yang mempersatukan perasaanku dan pengertiannya.

Malam itu hujan turun lagi. Gejolak perasannku, sederas hujan yang turun. Aku bertarung dengan perasaan. Malam itu, tak lupa mengukir nama dan kisah hari ini tentangmu di dalam buku harian tetapi aku selalu berharap bisa mengukir kisah tentangmu di lubuk hati.

Kegelisahan, ia tidak lagi menyapaku dalam nama cinta tetapi dalam nama malam yang membuat hatiku gelap terkungkung di dalam kesendirian hampa, penuh kgejolak. Yah, aku berharap malam itu pergi. Tetapi selalu berdoa agar persaanku mengapai hatimu.

Malam itu, kutemukan sisi sisi terdalam perasaan ini. Saat detak-detik kesungguhan rasa mulai memporak-porandakan hati. Setelah beribu permenungan, menjadi jalan ungkapan cinta. 

Dan, saat bilur-bilur kasih yang telah menerbangkan hidup tak mampu menemui daratan. Di malam gelap, kisah yang terang itu semakin menyengat. Aku tak mampu menahan rasa jatuh cinta.

Jika semakin dalam berpikir mungkin yang ada hanyalah penyiksaan. Jatuh cinta pada akhirnya hanya membuatku tersiksa. Memilih untuk memandam atau berterus terang. 

Memendam, bukan karena pengecut, namun takut diabaikan. Cinta yang tulus selalu mengharapkan balasan. Bukan karena penolakan itu membunuh, tetapi malam-malam indah saat memikirkan senyuman saat berdua, sepertinya akan menjadi mimpi buruk.

Seandainya saat ini, engkau mengerti dan memahami  seberapa jatuh cinta ini membunuh. Seandainya, saat ini, kau mengerti cinta tulus yang utuh kepadamu. 

Jujur, rasa ini begitu kuat, takkan pudar walau hatimu bukan untukku. Rasaku tetap sama seperti saat angin membelaimu dalam cinta dan engkau terbuai dalam belaiannya.

Pada sudut-sudut kesendirian ini tetap saja engkau yang terbaik. Pada awal hembusan di hari ini, bayangmu nyata dalam doa dan meditasiku. Itulah dialog sepi dalam kebisuan dan sisi gelap hadirmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun