Mohon tunggu...
Ingrid Anwar
Ingrid Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Bimbingan dan Konseling, certified trainer, motivator, Pilates Psikologi Instruktur, Outbound Instruktur, Mental terapis, Peneliti, Penulis buku.

seorang dosen yg menyukai kegiatan mengajak orang lain utk aktif dan sebat bersama.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Orang Tua Durhaka?

5 Mei 2023   21:02 Diperbarui: 5 Mei 2023   21:07 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

3. Anak diberi beban dan tanggung jawab tidak sesuai usia

Anak memiliki tanggung jawab sesuai perkembangan fisik dan Psikologi mereka. Orang tua yang memiliki orientasi tertentu entah itu orientasi akademik maupun orientasi agama terkadang menetapkan standar yang melebihi kemampuan anak. Sejak lahir, anak berkembang dan melewati tahapan-tahapan sesuai tugas perkembangannya.

Durhakanya orang tua pada anak dalam hal ini adalah memberikan tugas dan tanggung jawab diluar batas kewajaran seorang anak, misalnya ada orang tua yang tanpa Sadar mengajarkan pada anak untuk bertanggung jawab memenuhi kebutuhan makanan dan pakaian orang tua nya. Tanpa sadar orang tua sering mengatakan pada anak untuk membawa pulang makanan dan minuman yang ia dapatkan diluar. Hal ini menjadikan anak memiliki karakter berusaha sebaik mungkin untuk membawa makanan ataupun pakaian dengan cara apapun. Anak akan terbentuk menjadi pribadi pengemis dan licik, dimana ia berharap agar orang tua yang memberikan tanggung jawab merasa senang.

Selain itu ada juga orang tua yang membalaskan dendam masa lalu nya kepada anak. Contohnya orang tua yang tidak berkesempatan bersekolah karena faktor ekonomi keluarga, mengatakan kapada anak untuk juga cukup puas pada pendidikan yang sama dengan orang tua dahulu, seringa anak tidak memiliki motivasi untuk melanjutkan sekolah. Conto lain kedurhakaan orang tua dalam pembalasan dendam masa lalu adalah mendikte anak untuk memilih jalan yang menjadi obsesi orang tua pada saat muda tetapi tidak terlaksana.

4. Anak di ajar dan diperkenalkan pada hal-hal yang dapat membahayakan Jiwa dan mental mereka

Pada dasarnya anak adalah peniru ulung. Apapun yang mata, telinga,mulut dan mereka rasakan, akan menjadi satu pembelajaran yang menetap dan membentuk karakter mereka. Orang tua yang memberikan pengalaman melalui indexa penglihatan dan pendengaran seharusnya hanya berupa hal-hal yang tidak akan membahayakan Jiwa dan mental anak. Orang tua terkadang tidak menyadari bahwa apa yang mereka tularkan adalah hal-hal berbahaya, seperti Misalnya cara berpakaian, cara bersosialisasi, cara menyelesaikan masalah dan sebagainya.

Kedurhakaan orang tua disini adalah menjadikan anak sebagai orang dewasa mini, contohnya mengajarkan anak-anak berpakaian dan berperilaku seolah mereka adalah orang dewasa. Mengajarkan tarian-tarian erotis yang diberikan melalui media sosial ataupun video, tanpa disadari orang tua, hal ini merusak tahapan perkembangan anak. Kebanyakan orang tua menganggap hal ini sebagai ajang kreatifitas dan tingkah lucu seorang anak, padahal hal tersebut merupakan pengrusakan mental anak sedari kecil.

Hal ini juga menjadikan anak merasa harus melakukan perilaku-perilaku yang tidak sesuai usia dan memancing predator anak untuk melakukan kejahatan terhadap anak. Cara berpakaian orang dewasa yang menjadi panutan anak, juga berperan dalam menjaga keselamatan anak. Orang tua yang merasa bahwa pakaian terbuka dan minim yang dipakaikan kepada anak merupakan mode yang harus ditiru, akan menjadi pola berpakaian yang justru membahayakan jiwa anak. Anak menjadi tidak peka terhadap dirinya yang akan mendatangkan bahaya jika anggota tubuh anak bebas dilihat orang lain.

Itulah beberapa kedurhakaan orang tua pada anak yang tidak disadari tapi terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun