Mohon tunggu...
Maria Ingridelsya J
Maria Ingridelsya J Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 4 Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya merupakan pribadi yang suka menulis, mendengarkan musik, membaca buku, dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Music

BTS: Fenomena Global dari Budaya Populer

26 Juni 2024   09:52 Diperbarui: 18 September 2024   18:35 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BTS merupakan salah satu boygroup dari industri musik Korea Selatan yang biasanya dikenal sebagai K-Pop atau Korean Pop. BTS (Bangtan Sonyeondan) yang beranggotakan tujuh orang, yiatu RM. J-Hope, Suga, Jin, V, Jungkook, dan Jimin. BTS debut pada 13 Juni 2013 dan dikelola oleh Bighit Music. Pengaruh BTS telah menyebar ke seluruh dunia dan melintasi garis-garis geografis dan budaya. Terdapat banyak penggemar setia BTS di seluruh dunia dengan prestasi dari penghargaan nasional hingga internasional. Tidak hanya K-Pop, BTS juga menjadi ikon budaya pop global. Bahkan, BTS disebut sebagai "The Beatles for the 21st Century" oleh BBC News. Oleh karena itu, BTS merupakan contoh dari budaya populer. Terdapat empat definisi budaya populer dalam buku John Storey, yaitu budaya populer yang disukai banyak orang, budaya "rendah", budaya massa, budaya "rakyat".

Budaya populer sebagai budaya yang disukai banyak orang

Budaya populer dalam definisi ini adalah budaya yang disukai banyak orang yang dibuktikan melalui penjualan CD, DVD, konser, festival, dan lain-lain. Pendekatan ini diterima secara luas karena menghasilkan data yang dapat diukur dan disetujui oleh banyak orang. BTS merupakan contoh sempurna pada definisi pertama ini. Musik BTS selalu mendominasi tangga lagu lokal maupun global seperti mencapai No.1 di Billboard Hot 100, video musik BTS juga pernah mencapai miliaran penayangan, album mereka juga mencapai jutaan kopi, serta konser BTS yang selalu terjual habis. BTS memiliki banyak penggemar dari seluruh dunia yang dinamakan ARMY dengan jutaan pengikut di berbagai media sosial. Keberhasilan mereka berkat promosi dan distribusi konten yang dilakukan secara massal. Tidak hanya diukur oleh angka, BTS membantu menyebarkan budaya Korea Selatan, termasuk bahasa, musik, dan lain-lain, ke seluruh dunia.

Budaya populer sebagai Budaya "Rendah"

Budaya populer sering kali dianggap sebagai bentuk budaya yang lebih massal, komersial, dan dianggap "inferior" jika dibandingkan dengan budaya tinggi yang dianggap lebih tinggi dalam hal nilai estetika dan intelektual. BTS sebagai musisi terkenal dapat dianggap sebagai budaya inferior atau produk komersial massal. Namun, BTS sebagai fenomena budaya populer global menantang pandangan ini dengan menciptakan karya-karya yang memenuhi standar tinggi dalam hal sentuhan artistik dan pesan yang sampaikan. BTS konsisten dengan produksi musik dan visual mereka yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai genre dan budaya. Lirik lagu mereka sering membahas pesan-pesan positif tentang self-love, mental health, dan lain-lain. Karya BTS diakui secara luas di berbagai bidang, termasuk kalangan akademis, dan di luar penggemar K-Pop. BTS bahkan diundang ke White House pada tahun 2022 untuk membahas kejahatan anti-Asia dan Sidang Umum PBB di tahun 2018 yang mana isi pidatonya adalah mengajak seluruh generasi muda di dunia untuk mencintai diri sendiri, serta pada tahun 2021 tentang suara generasi muda yang terdampak pandemi Covid-19. Oleh karena itu, meskipun mungkin tidak memenuhi standar yang dianggap sebagai budaya tinggi oleh beberapa kritikus, popularitas dan dampak BTS menunjukkan bahwa batasan antara budaya tinggi dan budaya populer semakin kabur dalam era globalisasi budaya saat ini.


Budaya populer sebagai Budaya Massa

Konsep budaya populer sebagai budaya massa menekankan produksi komersial yang massal untuk konsumsi massal. BTS merupakan produk dari industri musik K-Pop yang diproduksi secara sistematis untuk pasar global yang begitu luas. BTS menjadi fenomena global yang memiliki jutaan penggemar di seluruh dunia dan juga menunjukkan daya tarik komersial yang tinggi. Meskipun BTS sudah memiliki penggemar yang banyak dan pengaruh yang kuat, popularitas mereka berasal dari strategi pemasaran yang sedang tren dan preferensi yang umum. BTS yang berasal dari Korea Selatan telah menjadi bagian dari gerakan globalisasi budaya K-Pop yang sangat dipengaruhi oleh budaya pop Amerika. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya populer yang tidak hanya diproduksi tetapi juga didistribusikan luas melalui proses globalisasi. BTS juga membentuk pandangan dalam bentuk fantasi publik dan mimpi kolektif. BTS tidak hanya mempersembahkan musik, tetapi juga mewakili aspirasi dan impian dari penggemar mereka. BTS dianggap sebagai sosok yang menginspirasi dan mewujudkan mimpi-mimpi para penggemar mereka. Namun, BTS diarahkan untuk memenuhi harapan pasar dan mempertahankan norma-norma sosial yang ada, karena citra dari BTS diatur secara ketat oleh agensi mereka.

Budaya populer sebagai Budaya "Rakyat"

Budaya populer seharusnya berasal dari masyarakat atau "rakyat", bukan merupakan sesuatu yang dipaksakan dari atas ke bawah. Dalam konteks BTS, mereka adalah contoh yang menarik karena berhasil membangun fenomena global dari basis penggemar yang kuat, yang sering kali dilihat sebagai representasi dari "budaya rakyat". BTS memiliki basis penggemar yang besar dan bisa dibilang fanatik, yang biasa dianggap sebagai penggerak utama di balik kesusksesan BTS. Sehingga, BTS mewakili suara dan nilai-nilai penggemar mereka sendiri, baik di Korea Selatan maupun di seluruh dunia. BTS juga dilihat sebagai simbol protes terhadap aturan di dalam industri musik melalui pesan-pesan yang ada pada lagu-lagu mereka. Hal ini ditunjukkan pada salah satu lagu mereka yang berjudul "Spine Breaker". Dalam lagu ini, BTS mengangkat isu sosial mengenani standar sosial yang mana kita dituntut harus selalu mengikuti tren, terutama dalam berpakaian, supaya tidak ketinggalan zaman. BTS menghadirkan platform pesan yang lebih luas tentang inklusi dan perubahan sosial. Basis penggemar BTS juga dari berbagai latar belakang.

Oleh karena itu, BTS muncul sebagai fenomena budaya populer yang mengubah pandangan bagaimana budaya populer dilihat dan dikonsumsi secara luas. BTS bukan hanya ikon musik, tetapi juga simbol inklusi dan perubahan sosial, serta memperluas batasan antara budaya tinggi dan budaya populer dalam era globalisasi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun