Mohon tunggu...
Ingrid Anwar
Ingrid Anwar Mohon Tunggu... Dosen - mental health consulting

IMH_Home Studio Kesehatan mental dan Psikologi pilates

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pawai Obor Kearifan Lokal dalam Menyambut Tahun Baru Islam yang Mulai Memudar di Tanah Melayu

18 Juli 2023   21:00 Diperbarui: 18 Juli 2023   21:09 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber.dokumen pribadi

              Tanah Melayu merupakan suatu Wilayah dimana masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai keIslaman yang dipadukan dengan budaya sehingga menjadi suatu kearifan lokal. Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Riau, dimana masyarakatnya Sebagian besar menganut agama Islam, sudah selayaknya turut merayakan pergantian tahun Hijriyah, dimana pada tahun 2023 ini 1 Muharram 1445 H bertepatan dengan hari Rabu 19 Juli.

Sayangnya, di Kota Tanjungpinang tidak terlihat keceriaan maupun acara-acara akbar yang memperlihatkan meriahnya pergantian tahun Hijriyah. Hal ini sangat disayangkan, karena moment perayaan hari besar seperti tahun baru Islam ini bisa dijadikan sebagai ajang sosialisasi dan pembelajaran bagi anak-anak dan generasi muda, agar Lebih menumbuhkan kecintaan pada agama Islam.

Hal ini berbeda dengan daerah yang berada di Wilayah Kecamatan Gunung Kijang, Bintan. Acara tahun baru masih dirayakan dengan gembira dan meriah. "Pawai Obor" masih menjadi suatu kegiatan wajib yang dilakukan dalam melewati malam pergantian tahun. Berdasarkan informasi dari Kasi Kessos, Angrad Vitrisky, S.IP, bahwa Persiapan "Pawai Obor sudah dilakukan sejak sehari sebelumnya. Kantor Kecamatan Gunung Kijang, Bintan sebagai penyelenggara acara, mempersiapkan berbagai hal mulai obor yang akan digunakan dan hal-hal lainnya, sehingga diwilayah ini masih memperingati hari besar tahun baru Islam sebagaimana mestinya.

"Pawai Obor" yang dilakukan di Kecamatan Gunung Kijang dimulai setelah shalat Maghrib dan di ikuti oleh semua masyarakat yang bergembira, saling bertemu dan bertukar kabar. Kegiatan ini juga dapat dinikmati masyarakat dari wilayah lainnya yang ingin ikut merayakan pergantian tahun.

Kegiatan yang dilakukan sempena tahun baru Islam ini merupakan suatu kearifan lokal yang seharusnya dipelihara, karena memiliki nihai-nilai keagamaan, Sosial dan Buday, Sehingga generasi muda dan anak-anak dapat mempelajari  bahwa Islam juga memiliki kalendar dimana terdapat juga tahun baru didalamnya. Bagi non muslim juga jadi mengetahui bahwa Islam juga memiliki tanggalannya sendiri selain tanggalan Masehi.

Selain kegiatan merayakan, seharusnya juga pemerintah menjadikan momen ini sebagai saat yang tepat untuk dakwah memperbaiki pemahaman yang keliru tentang malam 1 Muharram. Dakwah bahwa 1 Muharram tidak berhubungan dengan malam 1 Suro dan klenik-klenik didalamnya. 

Semoga kegiatan yang dilakukan Pemerintah Daerah khususnya tanah Melayu dapat semakin mengedukasi masyarakat dengan hal-hal yang bermanfaat dan mencerahkan melalui kearifan lokal yang dijalankan melalui kegiatan kemasyarakatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun