Mohon tunggu...
Ingin Nangis
Ingin Nangis Mohon Tunggu... -

Awal yang sedih

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gadis Goergia Wajib Perawan: Itu Bagus, Tapi tidak Adil!

12 Juli 2012   19:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:01 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh mengejutkan ketika membaca berita tentang seorang perempuan yang ditahan gara-gara tidak perawan. Kekecewaan suaminya saat mengetahui istrinya itu sudah tidak suci lagi pada malam pertamanya pasca menikah, membuatnya melakukan tindakan serius dan sangat tegas (kejam). Sebab istrinya itu dilaporkan ke polisi.

Ada hal yang sangat menarik dari kasus ini:

Kesucian wanita wajib dijaga

Memang terdengar sangat kejam. Akan tetapi, adanya peraturan wanita yang harus perawan sampai menikah di Goergia, merupakan aturan yang sangat baik untuk menjaga kehormatan wanita. Berarti, pemerintah ikut bertanggung jawab menjaga kesucian para gadisnya.

Sedikit banyak, tentu hal itu akan berpengaruh pada effek pergaulan sang remaja putri dalam bergaul dengan laki-laki. Pasti akan ada batasan yang harus dijaga dan dihindari jika kedekatannya dengan pria akan menimbulkan suatu kerugian besar pada dirinya, yakni hilangnya kesucian.

Keperawanan memang bukan sesuatu yang bisa diobral dengan siapa saja. Apapun alasannya, cinta di dalam pacaran bukanlah alasan untuk menyerahkan keperawanan, sebab tidak ada jaminan tanggung jawab apalagi memberi kehidupan. Maka para gadis harus sangat waspada dan jangan sampai tergoda bujuk rayu para lelaki, meski itu atas nama cinta. Cinta sebelum adanya tali pernikahan itu belum membuktikan apa-apa.

Akan tetapi, hasil analisi aturan warga Goergia tentang menjaga keperawanan sebelum menikah, rasanya terdengar janggal dan tidak adil. Sebab, aturan itu hanya berlaku untuk perempuan saja, sedangkan kaum adamnya tidak.

Memang, sulit sekali laki-laki diketahui apakah dia masih perjaka atau tidak. Akan tetapi, tentu tidak ada aturan yang berlaku pada laki-laki untuk menjaga keperjakaan, sangatlah ironis. Sebab hal itu akan memudahkan terjadinya pelanggaran pada aturan menjaga keperawanan itu, jika laki-lakinya tidak sama-sama “diharamkan”.

Terlepas sulit tidaknya keperjakaan diketahui, aturan harus sama diberlakukan pada kaum prianya. Agar aturan itu tetap terjaga, dan bisa berjalan dengan baik tanpa merugikan kaum perempuan.

Wanita, di dalam sek bebas, diakui atau tidak, bahkan mau mulutnya mengaku puas dan senang, tetap saja rugi. Sebab perempuan itu mempunyai segel kesucian, keperawanan, yang sangat dihargai mahal. Jika perawannya direnggut laki-laki sebelum menikah, maka wanita seperti tidak berharga. Sebab keperawanan adalah batasan harga diri perempuan.

Laki-laki sama buruknya jika menodai perempuan, tapi telunjuk masyarakat tetap akan mengarah pada perempuan. Itu karena perempuan dianggap tinggi dan mahal bak mutiara. Jadi jika tergores, akan menurunkan harganya!

Bukti Cinta

Setiap negara mempunyai budaya yang berbeda dalam hal ini. Amerika sepertinya sudah tidak mementingkan perawan atau tidak perempuan yang dinikahi laki-laki. Begitupula Indonesia, negaranya tidak jelas mau budaya apa yang dipakai, bisanya cuma mengikuti doank. Mau dikatakan apapaun, Indonesia tetap sudah tidak memandang penting lagi keperawanan wanita. Sebab tidak ada aturan yang tegas dan jelas soal menjaga keperawanan sampai menikah.

Padahal, kesucian wanita adalah buah bukti cinta yang bersih dan baik jika selalu dipertahankan dan hanya akan menyerahkannya pada laki-laki yang telah menikahinya. Begitu pula laki-laki, harus sama-sama melepaskan keperjakaan pada wanita yang dinikahinya. Maka pernikahan akan terasa nyata dan “syah” di dalam agama.

Ingat, pernikahan yang tidak syah, itu sama saja dengan zinah seumur hidup di dalam Islam! Jangan menganggap tidak penting dan tidak berguna menjaga kesucian baik untuk laki-laki atau perempuan. Itu hal yang sangat penting. Cinta di dalam pacaran, bukan berarti harus menjerat pasangat ke atas ranjang. Atau keduanya memang menginginkan kepuasan itu.

Cinta bukan mainan, keperjakaan dan keperawanan hanya persembahan buat pasangan yang sudah menikah.

Khusus perempuan, berfikir sejuta kali pada mulut laki-laki jika menggoda mau menodai kesucian. Tidak ada jaminan dia akan bertanggung jawab. Suami adalah orang yang akan menghidupi seorang istri secara lahir batin. Suami adalah orang yang akan mengerahkan seluruh hidupnya untuk membahagiakan istrinya. Persiapkan diri yang spesial dan suci untuk laki-laki yang akan menjadi suamimu. Jangan diberikan pada pacarmu. Tidak ada jaminan dia akan memberi rumah apalagi kehidupan yang layak!

Kasihan wanita yang dipenjara itu. jadi ingin nangis.

sumber: http://internasional.kompas.com/read/2012/07/12/10220531/Perempuan.di.Georgia.Ditahan.karena.Tidak.Perawan

Ingin Nangis

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun