Mohon tunggu...
inggridprislidyanti
inggridprislidyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasisa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Anak Jalanan Pecandu Lem: Antara Penyebab Sosial dan Upaya Penyembuhan

1 Januari 2025   21:57 Diperbarui: 1 Januari 2025   21:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Anak jalanan adalah istilah yang merujuk kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan untuk mencari nafkah atau berkeliaran. Menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia, definisi ini mencakup anak-anak yang terlibat dalam berbagai aktivitas, baik untuk bekerja maupun bermain di tempat umum seperti pasar, terminal, dan emper-emper toko. Dalam konteks internasional, anak jalanan juga didefinisikan sebagai anak-anak yang telah meninggalkan rumah dan lingkungan sosial mereka untuk menjalani kehidupan nomaden di jalan.

Fenomena anak jalanan di Indonesia telah lama menjadi permasalahan sosial yang kompleks. Perilaku menyimpang yang populer dikalangan anak jalanan adalah ngelem, telah menjadi isu sosial yang signifikan. Ngelem, yang secara harfiah berarti menghirup lem, merupakan salah satu bentuk penyalahgunaan zat yang banyak dilakukan oleh anak-anak ini sebagai upaya untuk mendapatkan sensasi tertentu.

Banyak sekali faktor penyebab utama ngelem di kalangan anak jalanan. Pengaruh lingkungan, terutama ajakan dari teman sebaya dan kondisi sosial yang kurang mendukung, menjadi faktor signifikan yang mendorong anak jalanan untuk mencoba ngelem. Banyak anak jalanan terjebak dalam perilaku ini karena mereka tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari keluarga dan sering kali hidup dalam situasi yang tidak stabil secara emosional dan ekonomi.

Kondisi ekonnomi yang sulit juga berperan besar dalam perilaku ini. Anak-anak ini sering mencari pelarian dari tekanan hidup yang mereka hadapi, dam mengelem menjadi salah satu cara untuk merasakan kebahagiaan semnetara. Setelah mencoba ngelem, banyak dari mereka mengalami ketergantungan akibat efeknya yang memberikan perasaan tenang dan euphoria, menciptakan siklus di mana mereka terus mengulanginya.

Dampak dari kebiasaan ini sangat serius, tidak hanya mempengaruhi Kesehatan fisik mereka tetapi juga menimbulkan stigma sosial, di mana anak-anak tersebut sering dianggap menyimpang oleh Masyarakat. Ketergantungan terhadap lem dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang dan oerilaku anti-sosial, sehingga penting untuk menangani isu ini dengan pendekatan yang komprehensif.

Upaya penyembuhan kecanduan lem pada anak jalanan  memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkesinambungan. Peran aktif  keluarga, masyarakat, pemerintah dan lembaga terkait lainnya menjadi penting. Melalui rehabilitasi medis dan psikologis, akses pendidikan, serta penguatan keluarga dan masyarakat, diharapkan anak jalanan terbebas dari kecanduan dan memiliki masa depan yang lebih baik. Selain itu, pencegahan  dini terhadap penyalahgunaan lem sangat penting untuk mengurangi jumlah anak jalanan yang terjerumus ke dalam lingkaran setan kecanduan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun