Mohon tunggu...
inggrid ayuwahyuni
inggrid ayuwahyuni Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa IAIN Jember

Butuh puluhan tahun untuk mencapai kesuksesan, tetapi hanya butuh semenit untuk menggagalkannya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menjadi Guru Tidaklah Mudah

27 Februari 2020   11:02 Diperbarui: 27 Februari 2020   11:05 1812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Guru" jika mendengar kata tersebut apa yg terlintas dalam pikiran kalian? Mungkin kalian mengartikan guru sebagai seorang pendidik atau pengajar. Iya, tetapi tugas guru tidak hanya mendidik atau mengajarkan materi kepada siswa, guru memiliki tugas yang lebih dari itu. Guru adalah seorang pemimpin pembelajaran, fasilitator dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran.

Seorang guru harus memiliki sifat yang penyayang, sabar, dan perhatian sebab karakter dari setiap peserta didik berbeda-beda. Guru tidak hanya bermodalkan pintar, pandai atau pakar dibidang ilmu yang dimiliki, melainkan seorang guru harus bisa menempatkan diri sebagai "agent of change". Guru harus menumbuhkan semangat belajar siswa dan dapat membuat siswa lebih baik lagi.

Oleh sebab itu, tugas guru tidaklah ringan, karena guru yang baik tidak hanya menjelaskan dan memberikan materi kepada siswa melainkan guru harus dapat memotivasi dan mengisnpirasi siswa.

Seorang guru harus memikirkan apa yang terbaik bagi peserta didiknya dimasa depan. Guru harus membantu peserta didik untuk memikirkan masa depan yang baik bagi peserta didik yang sesuai dengan keahlian mereka masing-masing.

Jika dilihat dalam dunia nyata tidak semua guru dihargai oleh peserta didik terutama peserta didik yang duduk di bangku menengah atas. Peserta didik lebih sering mengabaikan apa yang telah dikatakan oleh gurunya bahkan tidak sedikit dari peserta didik yang kerap mencaci maki seorang guru.

Dalam hal ini apakah pantas seorang guru diperlakukan seperti itu? Inilah mengapa seorang guru harus memiliki tingkat kesabaran yang tinggi, karena dalam menghadapi peserta didik yang notabene dikatakan "nakal" tidak hanya bermodalkan pintar saja melainkan guru harus mendidik dan membimbing peserta didik dengan tekun supaya peserta didik dapat merubah tingkah laku dan cara belajarnya dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun