Mohon tunggu...
Inggih Pambudi
Inggih Pambudi Mohon Tunggu... -

Ibu satu anak, satu istri dari satu suami

Selanjutnya

Tutup

Politik

Untuk Siapa FPI Tolak Miss World?

9 September 2013   14:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:08 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu Miss World belakangan makin kerap disuarakan oleh berbagai organisasi Islam.Ada sebagian organisasi yang menyatakan ajang pemilihan ratu dunia itu sebagai sesuatu yang maksiat dan tidak sesuai dengan budaya bangsa, namun ada juga yang menyatakan itu sebagai bentuk ketidakmampuan pemerintah melawan kehendak asing. Pendapat yang pertama disuarakan oleh organisasi semacam FPI, MUI, PPP, Menteri Agama, DPR dan Komnas Ham.


Argumentasinya sama "tidak sesuai dengan budaya bangsa".

Isu ini muncul sehari-dua hari sebelum Konser Metallica digelar, dan kian berkembang kemudian setelah acara itu diberitakan. FPI yang mulai menyuarakan, lalu diikuti oleh MUI.

Bukankah FPI di dalam milad terakhirnya menyatakan berasas Pancasila dan UUD 45 serta mendukung NKRI'?

Pengalihan Isu?

Hal yang menarik sebenarnya adalah bahwa isu MissWorld ini hadir di tengah terbukanya kondisi pelemahan ekonomi/rupiah Indonesia.

Harga bahan-bahan pangan relatif belum stabil, malah ditambah lagi dengan kenaikan harga kedelai, inflasi yang tinggi, sebagai akibat kebijakan kenaikan BBM. Semakin hari semakin banyak ekonom dan pengamat pasar keuangan berbicara, semakin terbuka kebobrokan pengelolaan ekonomi Indonesia di bawah pemerintahan SBY.

Defisit transaksi berjalan, sebagai akibat tidak adanya dorongan untuk pengembangan industri manufaktur berorientasi ekspor oleh pemerintah. Sementara impor migas dan bahan pangan terus mengalir tanpa henti dengan argumen permintaan akan kebutuhan tersebut tinggi. Investasi asing kian menurun jumlahnya, oleh karena masih rancunya aturan-aturan investasi di daerah, plus birokrasi yang rumit dan liar. Sehingga tidak dimungkinkan ada perimbangan di dalam neraca perdagangan, dan cadangan devisa pun kian habis untuk memperkuat rupiah, dari 152 juta dollar dalam tiga bulan menjadi tinggal 92 juta dollar AS.

Rupiah turun nilainya, dan harga harga barang impor kian meninggi harganya.

Keadaan ini sudah tercium oleh beberapa perusahaan asing yang berada di kawasan Tangerang, dan mereka memutuskan untuk merelokasi perusahaannya ke Vietnam dan Kamboja. Praktis sekitar 10 ribu tenaga kerja dirumahkan.

Rumahkan Ribuan Karyawan

Kabar terakhir pabrik elektronik Samsung dan Huawei juga telah merumahkan karyawan-karyawannya. Alasannya sederhana, biaya produksi industri makin tinggi, dan tidak ada insentif dari pemerintah untuk melindungi keberadaan industri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun