Mohon tunggu...
Inge Yulistia Dewi
Inge Yulistia Dewi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Frame Aksi Buruh Dalam Media Massa

26 Desember 2013   16:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:28 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Buruh merupakan asset penting suatu perusahaan. Perusahaan tidak mungkin dapat berjalan baik jika tidak ada buruh. Masalah buruh tiap tahunnya tidak pernah lepas dari permasalahan upah. Setiap tanggal 1 mei diperingati sebagai hari buruh atau biasa dikenal dengan mayday. Pemberitaan media massa pun hari itu pasti dipenuhi dengan berita-berita mengenai aksi yang dilakukan para buruh. Mulai deri aksi longmarch, mogok kerja dan lainnya.

Peran media massa dalam pemberitaan mengenai aksi buruh menjadi suatu hal yang penting, agar informasi dapat menyebar luas dengan cepat.Namun yang jadi permasalahannya adalah frame pemberitaan yang diciptakan oleh media massa terhadapa aksi buruh itu seperti apa. Apakah yang diangkat dalam berita aksi buruh ? tuntutannya atau jalannya aksi tersebut. Karena pemberitaan selama ini sering kali justru hanya memperlihatkan jalannya aksi yang seolah-olah aksi tersebut dipandang anarkis. Padahal bukannya informasi mengenai tuntutan aksi tersebut yang justru dianggap penting dan justru yang seharusnya diangkat menjadi sebuah berita. Bad news is good news mungkin itu yang masih dipakai oleh media saat ini. Ketika tidak ada sesuatu yang menarik maka tidak akan diliput atau ketika bakar ban atau memblokir jalan sehingga menimbulkan macet panjang baru media akan meliput dan akan menjadikannya sebuah berita ? pertanyaan pun kembali datang, mana yang lebih penting jalan aksinya kah atau tuntutannya ? bukankah media sebagai perantara dari penyebaran informasi ? kenapa mesti menunggu adanya bakar ban, pemblokiran jalan atau keributan baru akan diliput dan naik menjadi sebuah berita. Bukankah penyampaian aspirasi berupa tuntutan itu penting juga disebar luaskan ?.

Lebih mementingkan peristiwa yang terjadi dari pada isu yang diangkat mungkin itu jawabannya, tidak salah ketika frame terhadap demo buruh menjadi suatu hal yang negatif. Biang kemacetan dan biang keributan. Buruh pasti butuh media untuk menyebarluaskan tuntutannya begitupun media pasti butuh buruh untuk mengisi berita-beritanya. Kenapa frame selama ini tidak dirubah ? bagaimana pun jalannya aksi yang terpenting dalam pemberitaan adalah isu yang diangkat oleh para buruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun