Mohon tunggu...
Ingatan Sihura
Ingatan Sihura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kebersamaan keluarga suatu kebahagiaan sejati.

If You Don't Learn, You Will Die (Jika Engkau Tidak Belajar, Maka Engkau Akan Mati). Sering Membaca, Sering Menulis Bicara Teratur. Menulis adalah satu minat yang ingin diaplikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fogao, Peralatan Dapur Nono Niha yang Masih Terlestarikan

9 Mei 2021   06:48 Diperbarui: 9 Mei 2021   07:20 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini sekitar pukul 05.30 wib, saya yang masih tidur di loteng rumah seorang umat sedikit dibuat penasaran dengan bunyi yang berasal dari dapur. Namun suara itu tidaklah asing di pendengaran saya. 

Saya langsung teringat dengan pekerjaan tersebut. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang setiap harinya dilakukan oleh perempuan pada umumnya di dapur. Pekerjaan tersebut adalah mengukur kelapa dengan menggunakan alat kukur kelapa yang lebih dikenal dengan nama "FOGAO". Benar saja, setelah saya turun dan melihatnya, seorang gadis sedang mengukur kelapa.

Salah satu alat dapur tradisional yang masih terlestarikan di kalangan Nono Niha adalah fogao. Fogao adalah salah satu alat tradisional yang berkembang di Nias sebagai bagian dari peralatan dapur. Fogao merupakan salah satu alat kukur kelapa yang masih alami dan memerlukan tenaga manusia.

Fogao terbuat dari sepotong besi yang telah ditempah dengan ujung yang bergerigi seperti mata gergaji. Kemudian besi ini ditancapkan di bagian kayu yang telah disiapkan. Biasanya kayu yang digunaran dapat berupa pertigaan kayu dan atau dengan balok yang telah disiapkan. Namun kayu ini pada umumnya didesain seperti bangku.

Fogao (alat kukur kelapa) [Foto Dokumen Pribadi]
Fogao (alat kukur kelapa) [Foto Dokumen Pribadi]
Dalam Bahasa Nias, "fogao" sendiri jika diartikan secara harafiah berarti "alat penggali". Alat penggali ini dimaksudkan bahwa kelapa yang masih melekat pada tempurung, hendak digali. 

Proses penggalian ini dilakukan secara perlahan sehingga kelapa yang diparut sungguh sangat halus dan mudah mengeluarkan santan. Fogao sendiri di kalangan Nono Niha, masih memiliki beberapa nama lain. Fogao juga dapat disebut dengan "dekhia" untuk daerah Nias daerah tengah dan "sangihi bato" untuk daerah Nias bagian selatan.

Selain nama yang berbeda di setiap daerah, fogao juga sering dijadikan sebagai bagian dari pembicaraan. Ena'o hulo zogao banio ita, fahokohoko zogao ba fahokohoko goi nikhao (hendaknya kita seperti orang yang mengukur kelapa, mengangguk-angguk yang mengukur dan menganggu-angguk juga yang dikerjakan). 

Kalimat ini biasanya dilontarkan ketika orang adat akan mengadakan pembicaraan adat dengan harapan bahwa "semoga pembicaraan ini semua bisa dengan cepat disepakati dan pekerjaan pun dengan mudah dikerjakan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun