Mohon tunggu...
Ingatan Sihura
Ingatan Sihura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kebersamaan keluarga suatu kebahagiaan sejati.

If You Don't Learn, You Will Die (Jika Engkau Tidak Belajar, Maka Engkau Akan Mati). Sering Membaca, Sering Menulis Bicara Teratur. Menulis adalah satu minat yang ingin diaplikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Holu Fato" Ritual Sumpah Nono Niha

7 Mei 2021   08:11 Diperbarui: 7 Mei 2021   08:17 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. pribadi: kapak yang digunakan.

Suatu ketika dalam sebuah pertemuan keluarga, seorang ibu bercerita tentang kisah mereka bersumpah karena orang tua mereka kehilangan sesuatu barang berharga. Ketika orang tua mereka bertanya dan tidak satu pun anggota keluarga yang mengaku mengambilnya, maka langkah terakhir adalah dengan melakukan sumpah. Sumpah yang dibuat bukanlah sumpah diatas Kitab Suci atau dengan mengucapkan Nama Tuhan, melainkan "holu fato" atau sumpah kapak.

Mula-mula, kapak dimasukkan kedalam tungku api hingga besi kapak tersebut betul-betul memerah. Kemudian orang tua dalam hal ini yang meminta sumpah berdoa dan mengundang para leluhur untuk turut menyatakan siapa orang yang telah mengambil. Satu persatu anggota keluarga diolesi minyak makan ditelapak tangannya dan kemudian mengambil besi kapak yang panas tersebut sembari mengatakan: "Na no uhalo gana'a andro ba ya'ikhozi ndra'o fato andre, ba na lo'o ba ya mane idano ia ba dangagu" (kalau saya sudah mengambil emas tersebut biarlah kapak ini membakar saya, dan jika tidak biarlah kapak ini seperti air ditangan saya).

Kapak yang sudah dipanasi tersebut akan bereaksi kepada orang yang berbohong atau sudah mengambil barang tersebut. Mula-mula kapak panas tersebut seperti memercikkan apinya dan kemudian jika orang yang berbohong melanjutkan niatnya mengangkat kapak panas tersebut, maka ia akan mengalami luka bakar yang serius. Jika orang yang mengankat kapak panas tersebut jujur, kapak panas itu sendiri pun tidak akan bereaksi sedikit pun. Bahkan kapak yang sedang merah itu pun seperti besi yang belum dipanaskan.

Holu fato atau sumpah kapak dalam kebiasaan Nono Niha menjadi suatu cara pengungkapan kebenaran. Ono Niha pada umumnya senantiasa diajarkan kejujuran. Kejujuran merupakan salah satu nilai yang senantiasa diajarkan orang tua dalam setiap keluarga kepada anaknya. Tidak jarang bahwa mendapatkan nilai kejujuran tersebut "holu fato" atau sumpah kapak harus dibuat.

Proses ritual "holu fato" atau sumpah kapak sendiri harus dibarengi dengan keyakinan yang penuh. Oleh karena ritual "holu fato" atau sumpah kapak yang harus dengan keyakinan yang penuh, proses ritual ini hingga saat ini hanya menjadi kenangan saja. Orang-orang zaman milenial ini meragukan hal ritual ini dengan mempertimbangkan faktor kesehatan. Pergeseran nilai ini pun membuat proses pengungkapan kebenaran pun sulit didapatkan.

Saat ini, jika ada orang yang merasa kehilangan dan merasa bahwa dalam keluarga ada dicurigai pelakunya maka prose yang dibuat puh hanyalah dengan lakukan sumpah diatas Kitab Suci atau dengan menyebut Nama Tuhan saja. Dan jika orang kehilangan mulai mengetahui ciri-ciri pelaku bukanlah anggota keluarga maka langkah yang diambil adalah dengan melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Selain itu, pihak yang dilaporkan pun menuntut adanya bukti dari tuduhan tersebut. Dan jika tidak ada bukti, laporan tersebut bisa diputar balik menjadi pencemaran nama baik. Hal ini membuat proses pengungkapan kejujuran pun sulit didapatkan.

Dengan melaksanakan "holu fato" atau sumpah kapak, kebenaran akan dengan cepat terungkap. Orang yang melakukannya pun dengan cepat mengaku salah proses pun menjadi singkat. Namun jika sumpah dilaksanakan dengan bersumpah diatas Kitab Suci dan mengucapkan Nama Tuhan, proses pengungkapan kebenaran pun lama. Apa lagi jika dibarengi dengan bukti yang cukup meyakinkan. Proses "holu fato" atau sumpah kapak yang cepat ini membuat orang pada zaman dahulu dengan leluasa menyatakan keyakinan bahwa orang tersebut jujur atau tidak. Namun untuk saat ini, orang meyakini orang lain membutuhkan waktu yang lama dan penuh kecurigaan. Maka untuk saat ini tidak heran kalau yang benar bisa disulap jadi salah dan yang salah disulap jadi benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun