Bekasi, 8 Oktober 2023 - Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) Front Ketuhanan Yang Maha Esa, yang dipimpin oleh Bapak Maulana Moch. Subchi Azal Tsani, yang akrab dipanggil Mas Bechi, dengan dasar petunjuk dari Al Mukarrom Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah, Bapak Kyai Moch. Muchtar Mu'thi Syekh Mukhtarulloh Al Mujtabaa, telah mengumumkan proyek besar dalam rangka Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Peringatan 95 Tahun Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. OPSHID FKYME, di bawah komando Mas Bechi, akan membangun total 66 unit Rumah Syukur Layak Huni.
Dari 65 unit tersebut, 9 unit Rumah Syukur saat ini sedang dalam tahap pembangunan intensif di Zona 3. Proyek ini dipelopori oleh anggota OPSHID FKYME, yang dengan tekad luhur berusaha menyelesaikan pembangunan rumah ini dalam rangka perayaan Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang ke-95.
Salah satu lokasi pembangunan rumah ini terletak di Bekasi, di mana OPSHID Bekasi telah memulai proyek pembangunan rumah bagi keluarga Nadih dan Nur. Keluarga ini merupakan warga RT 01 RW 01 Desa Teluk Pucung, Bekasi, Jawa Barat, yang telah tinggal dalam kondisi rumah yang rusak dan bocor selama lebih dari 10 tahun.
Pembangunan rumah ini telah dimulai pada hari Senin, 10 Oktober 2023, dan didanai sepenuhnya oleh sumbangan shodaqoh dari Warga Shiddiqiyyah Bekasi dan Karawang. Pembangunan rumah syukur ini direncanakan akan selesai pada tanggal 28 Oktober 2023, ketika rumah akan diserahkan kepada keluarga Nadih dan Nur.
Ketua OPSHID Bekasi, Syahidan Nur, mengungkapkan bahwa pembangunan rumah ini adalah bentuk konkret dari kepedulian OPSHID Bekasi terhadap sesama. Dia berharap rumah ini akan memberikan kenyamanan dan kehidupan yang layak bagi keluarga Nadih dan Nur.

Pak Nadih, yang berusia 55 tahun, menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan oleh OPSHID Bekasi. Dia mengungkapkan bahwa dia dan keluarganya telah lama menantikan bantuan untuk membangun rumah mereka.
"Saya sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh OPSHID Bekasi. Rumah ini adalah impian kami yang telah lama dinanti-nantikan," kata Nadih.
Nadih dan Nur mengandalkan penghasilan dari pekerjaan sebagai kuli serabutan dan penjual gorengan untuk menghidupi keluarga mereka yang berjumlah 8 orang. Kondisi ini membuat mereka kesulitan untuk memperbaiki rumah mereka yang telah sangat rusak.

Mereka berdoa agar Allah SWT membalas semua kebaikan dan amal baik dari semua pihak yang telah membantu mereka dalam mewujudkan rumah yang layak ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI