Berita Panen
1
angin membawa harum daun jerami
mengabarkan bahwa panen telah tiba lagi
2
angin menyanyikan konser ani-ani
dalam pesta ribuan pipit dan esring
di atas alunan daun padi menguning
Siapa Mengetuk Pintu Malam-malam
1
siapa mengetuk pintu malam-malam
ketika hati baru saja beranjak diam
ketukannya menghunjam
menusuk-ngilu dalam-dalam
2
siapa mengetuk pintu malam-malam
ketika hati baru saja tenteram
Bulan di atas balong
1
bulan koyak-moyak
karena kecipak riang ikan sepat
2
bulan besar koyak-moyak di atas balong
serpihannya bersembunyi di balik daun padma
ada juga yang bergoyang riang
mengikuti tari ikan-ikan yang mulai mijah
menyebar telur di balik rumput-rumput air
3
bulan besar bermain perasaan
ketika ikan-ikan kasmaran
siapa yang bisa mencumbu bulan
pada malam purnama pertama
anginkah atau awan?
Situ Gunung
danau kaca melukis bayangan ribuan tubuh-tubuh pohon damar
membenamkan dingin di sela-sela rumpun tespong* tempat berumah ikan tampele*
halimun membingkai jemari matahari yang menerobos punggung gunung gede
menghitung pagar paku haji yang merindangi tebing-tebing basah penyangga embun
kudengar semilir kidung mbah jalun dengan mega projeknya
meniti daun-daun damar menyebar kabar mitos melalui pewarisan dari mulut ke telinga
jalan setapak menuju curug cimaracun berhias ribuan lintah penghisap darah
di sini ada situ hiang* yang menjadi gudang penimbunan ikan-ikan
yang siap ditransfer ke kolam-kolam cucu-cicit mbah jalun ketika ada hajatan
cimaracun dan niskalanya situ hiang telah menjadi buku kuno yang sulit dibaca
noni-noni walanda yang berperahu sambil menjalin halimun pagi
sementara para meneer mengurai asap cerutu tembakau kelas satu
di halaman hotel gunung bertebaran cerita-cerita lawas yang pias
menyusuri jalan basah menghitung bunga tanah* yang merah kuning tanpa pohon
mengintip curug cibeureum yang tak pernah berhenti berdesis
mengairi selokan panjang berliku-liku mewadahi air meng-es yang deras berlari ke hilir
di sini para meneer dan noni walanda pernah berhotel
menikmati alam pangipukan* yang amat rindang
mbah jalun menguliti kerbau, menggali lahan membentuk situ
kesendirian mbah jalun menjadi cerita mega projek tersendiri
kisahnya mengalir dalam dongeng-dongeng sebelum tidur
mengantarkan gumaman anak-anak tentang kedigjayaan seorang kakek
yang menggali legenda
menggenangi mitos dengan hamaparan kaca
menyelubungi halimun dengan teka-teki
*tespong tanaman yang khas rasanya, sebagai tanaman lalapan yang nikmat dimakan dengan sambal oncom
*tampele ikan mirip cupang yang menghuni situ gunung, berwarna cokelat kelabu
*situ hiang nama situ niskala, situ yang tak tampak, tempat mbah jalun mengumpulkan ikan-ikan yang ada di situ gunung, ketika situ dibedah, dikuras airnya
*bunga tanah adalah bunga yang muncul dari tanah, tanpa pohon, tanpa daun, berwarna merah-kuning-putih, tumbuh di sekitar rimbunan perdu situ gunung
*pangipukan kawasan pembibitan pohon-pohon damar, lokasinya sangat strategis sebagai tempat camping
Nelayan 4
celupkan ujung kayuhmu
biar air laut mengenal bau keringatmu
“nenek moyangmu orang pelaut”
yang bisa melanglang laut tanpa takut
menyinggahi ceylon
menyisir pantai-pantai indochina
membangun kampung jawa, kampung bugis, kampung melayu
dengan biduk bercadik
kepulauan fiji dekat saja dalam singgahanmu
mereka tinggalkan artefak yang menyejarah
bukti kepelautan mereka ada dalam nama diri
kini,
ikan-ikan berkelas telah menjadi milik nelayan asing
yang mengeduk kekayaan laut bermodalkan pukat harimau dan kapal motor
sementara para cucu-cicit pelaut yang telah lama dicekoki budaya petani
hanya mampu menjadi pelaut gurem yang miskin hampir sepanjang tahun
atau ketika panen laut membentang di depan mata semua tak kuasa diolah
katanya,
mengamankan bentangan kekayaan lautan milik kita sangat sulit
panjang pantai pada setiap pulau tak sebanding dengan jumlah para polisi laut
perhitungan itu baru sampai pada titik ketidakmampuan semata
padahal ada jalan pengamanan yang tampaknya lebih mudah dilakukan
menjaga titik-titik rawan kekayaan laut yang sudah pasti keberadaannya
mengamankan kumpulan ikan tuna kelas satu di laut nusa kambangan
memelihara ikan hias dan karang indah di laut banda
menyelamatkan teripang, nener, dan kerapu
ah, memang sulit jika kita hanya menjadi petani yang takut air laut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H