Mohon tunggu...
Sri Budi Sukiyanto
Sri Budi Sukiyanto Mohon Tunggu... -

Manusia Sederhana saja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Bolehkah Ku Berharap???

17 Juli 2014   11:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:05 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah keniscayaan jika setiap insan manusia hidup di alam fana ini selalu menginginkan hal-hal yang indah dan enak menjalani hidup.

Namun tidaklah semudah segala sesuatu harapan dan cita-cita seindah di dalam angan-angan pada kenyataannya.

Sebagaimana perintah Allah Tuhan yang Maha Esa bahwa setiap manusia wajib berusaha untuk mengubah nasib kehidupannya. Hal inilah yang setiap saat sudah kuusahakan.

Akan tetapi kenyataan berbicara berbeda dan jauh dari harapan. Keberhasilan? boro-boro kudapatkan, sebaliknyalah yang terus-menerus menderaku. gagal-gagal selalu.

Akankah ada hikmah di balik itu semua? Tidak pun seorang kan tahu hal itu, kecuali Allah Tuhan yang serba Maha mengetahui segala-galanya.

Terkadang timbul pertanyaan nakal yang semestinya tidak muncul- sebagaimana orang beriman. Tuhan...mana keadilan-Mu? Mengapa di mata ini justru orang-orang yang berbuat zolim Kau berikan kenikmatan-kenikmatan dalam hidupnya.

Tidaklah demikian diriku? Apakah ini hanya perasaan ke GR-an dalam diriku ataukah memang akan Engkau berikan hikmah yang luar biasa sebagaimana derita yang kuterima ini?

Tidaklah demikian diriku? Apakah ini hanya perasaan ke GR-an dalam diriku ataukah memang akan Engkau berikan hikmah yang luar biasa sebagaimana derita yang kuterima ini?

Hati kecil ini selalu berkata dan berketetapan bahwa suatu waktu Engkau pasti akan mengganti segala kesengsaraan ini dengan hal yang sebaliknya yaitu kemuliaan dan kebahagiaan sebagai penggantinhya. Amin.

Dengan demikian niscaya bolehkan diri ini masih selalu optimis dan selalu berharap ridlo-Mu?

Satu hal lagi ya Allah ya Tuhan Sang Pemberi jalan keluar kesulitan. Andai kata Engkau izinkan, diriku jangan Engkau biarkan menderita terlalu lama yang seakan tiada kuat lagi ku menahankannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun