Upaya mendukung terealisasinya Sustainable Development Goals (SDGs) perlu untuk dilakukan dalam rangka mencapai hasil yang memuaskan. Terutama dalam meningkatkan kesejahteraan pendidikan dan ekonomi masyarakat. Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Yogyakarta Besar yang memiliki komitmen dalam mewujudkan kesempurnaan pendidikan turut andil dalam proses tersebut.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas maka diadakanlah kegiatan Leadership Advance Training (LAT) dan Pendidikan Instruktur Dasar (PID) se-Nasional pada 18 Februari-2 Maret 2022 di BBPPMVP Seni dan Budaya Yogyakarta.
 "Adanya kegiatan LAT dan PID ini sebagai bentuk usaha Pengurus Wilayah PII Yogyakarta melahirkan pelajar-pelajar unggul dibidangnya, transformatif dalam gerakannya dan mampu beradaptasi dengan cepat sehingga tidak mudah digilas oleh perubahan zaman.  Karena kami menyadari Indonesia akan dihadapkan oleh targetan SDGs pada tahun 2030 dan Indonesia Emas 2045 sebagai komitmen ke-indonesiaan," jelas Ibnu Sina.
Selain itu, kegiatan ini dirancang untuk menjawab berbagai permasalahan internal organisasi.
"Terdapat 9 (sembilan) personalia Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Yogyakarta Besar yang sudah seharusnya ter-upgrade ke jenjang Advance dan instruktur. Dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) PII disebutkan bahwa "Personalia Pengurus Wilayah adalah anggota biasa yang pernah menjadi Pengurus Daerah (PD) dan telah mengikuti Leadership Advance Training (LAT) dan Pendidikan Instruktur. Secara implisit dalam ART ini menetapkan standar dengan tujuan penyesuaian kapasitas yang dimiliki seorang kader dengan tugas yang diemban pada tingkat wilayah. Hal tersebut menjadi landasan bagaimana implementasi kaderisasi yang harus selaras antara pelatihan fungsional dengan proses berstruktur. Berdasarkan uraian tersebut, Bidang Kaderisasi PW PII Yogyakarta Besar periode 2021-2023 berinisiatif mengadakan Leadership Advance Training (LAT) dan Pendidikan Instruktur Dasar (PID). Sehingga kami berharap melalui kegiatan ini dapat membentuk Kader ideal yang mampu menjawab permasalahan dalam organisasi, menyeimbangkan jenjang struktural dan fungsional pengurus sehingga memenuhi kualifikasi organisasi," jelas Ketua Umum PII tersebut.
Dalam pelaksanaannya, tentu tetdapat berbagai kendala. Kendala utama dalam realisasi acara tersebut terletak pada pendanaan kegiatan. Namun, kendala tersebut dapat disiasati dengan bekerja sama pada pihak ekternal.
"Kendala kami ada pada sumber dana yang hanya bergantung pada Keluarga Besar (KB) PII dan juga biaya registrasi dari peserta. Namun, kami berupaya untuk memperluas jaringan dan mencari sponsor dalam rangka pemenuhan financial organisasi," jelas mahasiswa 23 tahun ini.
Adapun rangkaian agenda kegiatan tersebut cukup bervariatif. Peserta mendapatkan berbagai agenda kegitan yang dapat mengasah kemampuan dan meningkatkan kapasitas diri baik soft skill maupun hard skill.
"isi kegiatannya terdiri dari Stadium General (SG), materi lokal, pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan serta berbagai seminar menarik," jelas Ibnu.
Kemudian Ibnu Sina menambahkan mengenai harapannya terhadap PII secara kelembagaan agar dapat memperkuat kembali sistem kaderisasi organisasi.
