Mohon tunggu...
Info Muratara
Info Muratara Mohon Tunggu... Jurnalis - Informatif dan Edukatif
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jurnalis di Musi Rawas Utara

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pemkab Muratara Beri Penghargaan ke Sahabat Pedalaman dan Pasar Modal, Bangun Jembatan untuk Masyarakat

19 Oktober 2023   18:42 Diperbarui: 19 Oktober 2023   18:45 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peresmian jembatan gantung di Dusun Batu Tulis Muara Kulam, Kabupaten Muratara, Kamis (19/10/2023). Dokpri


Direktur Sahabat Pedalaman, Wafiq Zuhair Muhammad mengatakan selain di Dusun Batu Tulis ini ada dua lagi jembatan gantung yang dibangun atas perjuangan mereka.

"Untuk di Kelurahan Muara Kulam (Kabupaten Muratara) ini ada dua yaitu di Dusun Batu Tulis ini sama di Dusun Karang Pinggan. Satunya lagi di Kabupaten Musirawas, jembatan Pasenan," katanya.

Tahun lalu, Sahabat Pedalaman juga membangun jembatan gantung di Dusun Cinau Kelurahan Muara Kulam, Muratara.

"Kalau yang di sungai Cinau dari donatur umum Sahabat Pedalaman. Kalau yang di Karang Pinggan kolaborasi tiga donatur yaitu Kitabisa.com, Sahabat Pedalaman dan dari Graduation Fund Act of Love yang diinisiasi oleh artis Cinta Laura," katanya.

Sebagai informasi juga, untuk relawan teknisi ahli pembangunan jembatan gantung tersebut, Sahabat Pedalaman menggandeng Harmoni Nusa Bandung.

Warga Dusun Batu Tulis, Abdurrahman mengatakan dengan adanya jembatan gantung ini masyarakat merasa sangat terbantukan karena dapat mendorong perekonomian masyarakat.

"Sebelumnya, warga, petani, anak-anak sekolah nyeberang sungai ini pakai rakit bambu, sekarang alhamdulillah sudah ada jembatan," kata Abdurrahman.

Dia mengungkapkan, menyeberangi sungai Kulam menggunakan rakit bambu sangat berbahaya terutama saat air sedang pasang.

Karena itu, saat air pasang warga memilih tidak pergi ke kebun, begitu juga anak-anak sekolah tidak bisa berangkat.

"Kalau sungainya surut bisa diarungi, kalau sedang pasang susah sekali kami mau menyeberang, airnya deras, takut rakit kami terbalik, berbahaya sekali," katanya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun