Mohon tunggu...
Adzra
Adzra Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa administrasi negara

Hai semuanya 😁 Terima kasih sudah hadir ke halaman saya 👋 Semoga kedepannya kita semua sukses ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fakta Kerusuhan di Inggris dan Minoritas Agama Tidak Ada Kaitannya Sama Sekali

6 Agustus 2024   22:21 Diperbarui: 6 Agustus 2024   22:26 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perdana menteri (PM ) Sir Keir Starmer dalam pidato nya berbunyi : "People in this country have a right to be safeAnd yet, we've seen

 Muslim communities targeted attacks on mosques, other minority communities singled outNazi salutes in the street attacks on the

 police, wanting violence alongside racist rhetoricSo no i won't shy away from calling it what it is farri right thuggery. If you target

 people because of the color of their skin or their faithThen that is far right and i'm prepared to say to. But it doesn't matter what

 apparent motivation is this. Is violenceit is not protest. It doesn't matter what the motivation. Is the motivation for the vast majority

 of people in this country is to see their street safe and that's what I'm determined that we will deliver.

"(https://youtu.be/-gMz-rwUPgY?si=Z1EVBC8BuVzLdLXT) via kompas.com

Ketakutan kronis kelompok radikal sayap kanan inggris karena pertumbuhan islam yang pesat,Sehingga tega membuat kekacauan

 yang tak disangka-sangka. Situasi yang terjadi pada pada hari minggu, terjadi kerusuhan di wilayah Rotherham, dengan sekitar 700

 massa menggeruduk hotel Holiday Inn Express yang menjadi tempat pengungsi yang tiba di Inggris. Beberapa massa bahkan

 melemparkan potongan kayu, botol, dan kursi, serta menyemprotkan alat pemadam kebakaran ke arah petugas hotel itu.

 

Polisi South Yorkshire mengatakan sedikitnya 10 petugas terluka, termasuk satu orang yang tidak sadarkan diri karena cedera kepala. 

Selain di Rotherham, protes juga dilaksanakan di Bolton, Lancaster, Weymouth dan Middlesbrough. Lebih dari 300 pengujuk rasa berbaris melalui pusat kota dengan meneriakkan " Kami ingin negara kami kembali."

Perdana menteri (PM ) Sir Keir Starmer berjanji untuk melakukan apa pun untuk membawa para pengujuk rasa brutal ke pengadilan secepat mungkin. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa selama beberapa har terakhir ia telah bekerja sama dengan polisi dan sistem peradilan untuk memastikan sistem hukum dapat menindak para perusuh.

Penyebab Kerusuhan 

Minggu lalu, sebanyak tiga gadis muda ditikam hingga tewas oleh tersangka berusia 17 tahun, Axel Rudakubana. Ini terjadi selama lokakarya tari dan yoga bertema Taylor Swift di sebuah pusat komunitas di Southport, Inggris.

Tersangka Rudakubana lahir di Cardiff, ibu kota Wales, dan kabarnya dari orang tua Kristen Rwanda. Namun muncul informasi palsu di media sosial mengklaim tersangka adalah seorang imigran Muslim.

Menurut para analis, mereka yang melakukan kerusuhan itu vokal tentang kebencian mereka terhadap imigran. Namun, ada juga rasa xenofobia yang mendasari terhadap komunitas minoritas di Inggris, khususnya Muslim.

Rosa Freedman, seorang profesor di Universitas Reading, mengatakan kerusuhan tersebut merupakan hasil dari keterlibatan pemerintah Konservatif sebelumnya dengan kelompok-kelompok sayap kanan yang "rasis" tersebut.

"Alih-alih menyembunyikan wajah mereka, mereka kini mulai tampil... kita tidak dapat menyalahkan Partai Buruh yang baru berkuasa selama empat minggu terakhir," katanya.

Sementara itu, para agitator atau biang kerok seperti Tommy Robinson telah memicu ketegangan.

Terlahir dengan nama Stephen Christopher Yaxley-Lennon, aktivis sayap kanan dan salah satu pendiri English Defence League (EDL) itu telah sibuk mengunggah video yang menghasut 800.000 pengikutnya di X untuk mengecam kaum Muslim, migran, lembaga politik, dan polisi.

Ia mengunggah dari jauh, kabarnya di Siprus. Seorang hakim Pengadilan Tinggi mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Robinson setelah ia tidak hadir di Pengadilan Kerajaan pada hari Senin untuk sidang kasus penghinaan terhadap pencemaran nama baik yang ia kalahkan terhadap pengungsi Suriah Jamal Hijazi.

Influencer Andrew Tate, yang telah menyatakan tersangka Southport tiba di Inggris dengan perahu, dan anggota parlemen Nigel Farage, juga dituduh memicu perpecahan.

Wawancara WNI Di Inggris

(https://youtu.be/iXKfaTXL1Qg?si=M1qquz5UVdl7GkfnInput) via kompas.com  
(https://youtu.be/iXKfaTXL1Qg?si=M1qquz5UVdl7GkfnInput) via kompas.com  

Seorang WNI ( Fitria ) di inggris dalam wawancaranya bersama CNN INDONESIA mengatakan : " Bahwa betul sekali di akhir bulan Juli kemarin yaitu Senin lalu tanggal 20,21 Juli terjadi penusukan insiden penusukan di kota outhp , ada tiga anak kecil yang memang tewas dikarenakan insiden tersebut ada 8 lain anak yang terluka dan 5 diantaranya masih dalam kondisi kritis  serta 2 dewasa saat ini luka. Saat polisi mencari dan menemukan bawha pelaku berumur di bawah 18 tahun dalam hukum yang berlaku di Inggris dan identitas pelaku dilindungi, dikarenakan masih dibawah umur. Ambiguitas dari identitas pelaku akhirnya membawa sentimen negatif yang dilancarkan oleh kelompok supremasi kulit putih di Inggris.

 Baik dari politisi juga merupakan anggota parlemen baik juga aktivis-aktivis sayap kanan salah satunya ada Tomy Robinson seorang tokoh dari kelompok English defens league sesuatu kelompok supermasi putih yang prominen di Inggris  dan mengatakan bahwa pelaku merupakan seorang muslim dan imigran namun, memicu julah protes yang berakhir dengan yang kita lihat sekarang. Namun, dikarenakan hal tersebut akhirnya majelis hakim memutuskan bahwa mengumumkan identitas dari penusuk tersebut yang bukanlah seorang muslim. Dia berusia 17 tahun dengan backround dari rwanda orang tuanya datang dan namun pelaku sendiri lahir di Cardif dari Wales. 

Saat itu pelaku berada di kota southport. Kenyataannya ini tidak ada hubungannya dengan komunitas muslim , pelaku adaah imigran dan bukan muslim. Demontrasi anti islam dan anti imigran masih berlanjut, ada lebih dari 10 kota di Inggris melakukan aksi ataupun kelompok supremasi kulit putih aksi demontrsasi dan tidak nyambung dengan kasus yang terjadi di sana. Dan kota-kota kecil di Inggris menjadi sasaran kelompok-kelompok ini melakukan aksinya. Mereka mengatakan "Save England" namun, aksi yang mereka lakukan berbanding terbalik dengan apa yang kita lihat. Mereka menyerang polisi, mereka melakukan penjarahan terhadap tokoh-tokoh lokal dan menyerang warga lokal yang tidak ada sangkut pautnya dengan kasus ini. 

Dari KBRI sudah memberikan postingan sosial media yang mengatakan dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menghindari tempat-tempat umum. Namun, disaat yang samaa kewaspadaan yang ditinggalkan, potensi kerusuhan tersebut dilayangkan untuk kelompok minoritas meskipun tidak secara gamblang wanita yang memakai pakaian muslim dan berkerudung untuk lebih berhati-hati. " (https://youtu.be/iXKfaTXL1Qg?si=1ghqvZTSV-EsZNH6) via kompas.com.



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun