Mohon tunggu...
Adzra
Adzra Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa administrasi negara

Hai semuanya 😁 Terima kasih sudah hadir ke halaman saya 👋 Semoga kedepannya kita semua sukses ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fakta Kerusuhan di Inggris dan Minoritas Agama Tidak Ada Kaitannya Sama Sekali

6 Agustus 2024   22:21 Diperbarui: 6 Agustus 2024   22:26 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Polisi South Yorkshire mengatakan sedikitnya 10 petugas terluka, termasuk satu orang yang tidak sadarkan diri karena cedera kepala. 

Selain di Rotherham, protes juga dilaksanakan di Bolton, Lancaster, Weymouth dan Middlesbrough. Lebih dari 300 pengujuk rasa berbaris melalui pusat kota dengan meneriakkan " Kami ingin negara kami kembali."

Perdana menteri (PM ) Sir Keir Starmer berjanji untuk melakukan apa pun untuk membawa para pengujuk rasa brutal ke pengadilan secepat mungkin. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa selama beberapa har terakhir ia telah bekerja sama dengan polisi dan sistem peradilan untuk memastikan sistem hukum dapat menindak para perusuh.

Penyebab Kerusuhan 

Minggu lalu, sebanyak tiga gadis muda ditikam hingga tewas oleh tersangka berusia 17 tahun, Axel Rudakubana. Ini terjadi selama lokakarya tari dan yoga bertema Taylor Swift di sebuah pusat komunitas di Southport, Inggris.

Tersangka Rudakubana lahir di Cardiff, ibu kota Wales, dan kabarnya dari orang tua Kristen Rwanda. Namun muncul informasi palsu di media sosial mengklaim tersangka adalah seorang imigran Muslim.

Menurut para analis, mereka yang melakukan kerusuhan itu vokal tentang kebencian mereka terhadap imigran. Namun, ada juga rasa xenofobia yang mendasari terhadap komunitas minoritas di Inggris, khususnya Muslim.

Rosa Freedman, seorang profesor di Universitas Reading, mengatakan kerusuhan tersebut merupakan hasil dari keterlibatan pemerintah Konservatif sebelumnya dengan kelompok-kelompok sayap kanan yang "rasis" tersebut.

"Alih-alih menyembunyikan wajah mereka, mereka kini mulai tampil... kita tidak dapat menyalahkan Partai Buruh yang baru berkuasa selama empat minggu terakhir," katanya.

Sementara itu, para agitator atau biang kerok seperti Tommy Robinson telah memicu ketegangan.

Terlahir dengan nama Stephen Christopher Yaxley-Lennon, aktivis sayap kanan dan salah satu pendiri English Defence League (EDL) itu telah sibuk mengunggah video yang menghasut 800.000 pengikutnya di X untuk mengecam kaum Muslim, migran, lembaga politik, dan polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun