Isran Noor: Jiwa Nasionalisme Pemimpin Indonesia Perlu Ditingkatkan
JAKARTA – Isran Noor terus melakukan gebrakan. Setelah menghadiri Konvensi Rakyat 2014 di Makassar bersama tujuh capres alternatif lainnya, Isran Noor bertemu dengan masyarakat Ende dalam acara Isran Noor Mendengar: Dari Daerah Untuk Indonesia. Ende dipilih karena tempat ini merupakan lokasi perenungan Soekarno yang melahirkan konsep Pancasila.
“Saya memilih Ende, karena di sinilah konsep nasionalisme Indonesia dalam Pancasila tercetus saat Soekarno dalam pengasingan,” tegasnya. Ende, NTT memang daerah yang inspirasional bagi penanaman jiwa nasionalisme dalam menegakkan NKRI yang sejalan dengan visi Isran Noor. Visinya tidak sebatas slogan atau janji-janji; Isran telah mengimplementasikannya dalam kontribusi nyata.
"Nasionalisme bisa dalam wujud menegakkan kedaulatan laut. Perbanyak jumlah kapal patroli laut, jaga dari praktik ilegal seperti yang telah dilakukan di Kutai Timur dengan kapal KRI Kudungga. Karena patroli sungguh-sungguh, maka angka kriminalitas di laut turun sampai 92%," kata Isran Noor. Selain itu dalam pengelolaan Sumber Daya Alam, nasionalisme sangat penting untuk diutamakan. Investor memang dibutuhkan, namun jika mereka sudah melanggar aturan hukum yang berlaku di Indonesia, Isran Noor tidak segan-segan mencabut izin operasional di wilayahnya seperti yang telah dilakukan kepada Beyond Petroleum, Rio Tinto, Churchill Mining dan pelabuhan batubara Miang Besar.
Terkait dengan Blok Mahakam, Isran Noor sudah berkali-kali mengingatkan pemerintah daerah provinsi dan mengajak kawan-kawan di pemerintah kabupaten kota untuk membangun kekuatan. "Jangan sampai pengelolaan SDA di Blok Mahakam ini kembali ke pihak asing. Tidak ada alasan kita tidak mampu. Kalaupun tidak mampu, kita bisa mempekerjakan orang asing. Tapi saya yakin bangsa kita sudah banyak yang memiliki kemampuan mengelola sumber gas alam di Blok Mahakam. Bagi saya, haram untuk diberikan lagi ke pihak asing," tambahnya.
Sementara itu pada sektor pertanian, maraknya beras impor illegal juga sangat memprihatinkan. Isran menggambarkan, jika Indonesia memanfaatkan 42 juta hektar lahan yang saat ini rusak dan terlantar untuk digarap masyarakat. Seandainya 42 juta hektar lahan tersebut menyerap 50% tenaga kerja untuk penanaman, berarti 21 juta hektar lahan akan menghasilkan 10 juta tenaga kerja. Ini angka luar biasa untuk menambah stok pangan nasional maupun mengurangi pengangguran.
Isran Noor tidak hanya berandai-andai, ia memberikan contoh nyata tentang program penanaman sawit 450.000 hektar di Kutai Timur yang telah menyerap 150.000 tenaga kerja dimana 40% tenaga lokal, sisanya tenaga kerja dari daerah lain. Kebijakan yang dilakukannya bukan hanya untuk kepentingan tenaga kerja lokal tapi memberikan kesempatan kerja kepada pekerja yang berasal dari luar Kalimantan Timur.
Isran mendapatkan berbagai pertanyaan dari mahasiswa, ibu rumah tangga, kepala desa maupun tokoh agama dari sekitar Kabupaten Ende Timur. Umumnya tentang pengelolaan pertanian, perikanan, kerajinan dan juga memotivasi generasi muda Ende agar menjadi negarawan seperti pendahulunya yaitu Frans Seda ataupun Andrianus Moy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H