Cilacap -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cilacap kembali catatkan kontribusi positif dan dalam mendukung dan prngembangan program ketahanan pangan nasional di pulau Nusakambangan.
Melalui pengelolaan tambak udang di Nusakambangan, Lapas Cilacap berhasil mengembangkan sektor akuakultur yang produktif dan berkelanjutan.
Kepala Lapas Cilacap, Dedi Cahyadi, saat ditemui di Pulau Nusakambangan (Senin, 30/12) menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk memberdayakan warga binaan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan lokal.
"Kami memanfaatkan potensi sumber daya alam di Nusakambangan, terutama perairan yang cocok untuk tambak udang. Warga binaan kami libatkan langsung dalam pengelolaan tambak ini," ungkap Dedi.
Tambak udang yang dikelola Lapas Cilacap mencakup area seluas 6 hektare dengan sistem budidaya intensif. Dalam satu siklus panen, tambak ini diharapkan mampu menghasilkan hingga 12 ton udang berkualitas tinggi. Dengan berjalannya program ini, Lapas Cilacap berkomitmen untuk terus memperluas program serupa di masa mendatang.
"Kami berharap langkah kecil ini bisa memberikan dampak besar, baik bagi warga binaan maupun masyarakat luas," pungkas Dedi.
Program tambak udang ini membuktikan bahwa pengelolaan Lapas bukan hanya tentang pembinaan, tetapi juga tentang kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. Dengan pendekatan yang tepat, pemberdayaan warga binaan dapat menjadi motor penggerak untuk mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan. (IH)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H