[caption id="attachment_342801" align="aligncenter" width="300" caption="Undangan Terbuka Acara Tanam Bunga FKMNP"][/caption]
Musim hujan telah tiba. Demikian juga di kepulauan Nusa Penida hujan mulai turun, walaupun curah hujan relative masih sedikit, petani sudah mulai bercocok tanam. Tanaman yang dibudidayakan diantaranya jagung, singkong, kacang-kacangan dan palawija. Musim tanam di Nusa Penida hanya saat hujan saja karena di Nusa Penida pertanian hanya mengandalkan air tadah hujan. Itu pun dibudidayakan pada tanah yang masih subur, sedangkan lahan marginal yang banyak batu kapur hanya tumbuh rumput hijau pada pada saat musim hujan dan tanam-tanaman gamal maupun perdu dan semak, tumbuhan yang biasa dibudidayakan tidak bisa tumbuh dengan baik.
Padahal Nusa Penida mempunyai sejarah sebagai daerah yang subur. Dulu di Nusa Penida ada persawahan dengan padi yang subur. Ini sesuai penelitian Ida Bagus Nyoman Sidemen sejarawan dari UNUD. Pernyataan Ida Bagus Sidemen yang menyatakan Nusa Penida subur dengan persawahan juga diperkuat dengan data pertanian pemerintah Belanda yang dilansir www.nusapenida.nl , bahwa Nusa Penida penghasil beras yang cukup banyak di jamnnya. Namun sekarang Nusa Penida hanya bisa ditanami tanaman perkebunan karena adanya pembabatan hutan yang berlebihan.
Bukti-bukti Nusa Penida dulunya subur selain berdasarkan tesis Ida Bagus Sidemen tahun 1973 yang menjumpai banyak pepohonan besar adalah sampai sekarang masih ditemukan terasering persawahan dari bebatuan yang biasa di Nusa penida disebut abangan. Namun karena pembabatan pohon besar di Nusa Penida menyebabkan humus tidak ada yang menahan, sehingga humus dan sari-sari tanah tergerus ke laut. Kondisi ini diperparah karena Nusa Penida adalah kepulaun yang dikitari laut dengan tingkat kemiringan curam menyebabkan setiap hujan turun, humus terus menerus tergerus. Terlebih daerah-daerah yang memiliki kecuraman ekstrem diatas 45 derajat seperti Desa Sakti dan dekat dengan tebing laut, tanah subur hanyut ke dibawa air bah saat hujan. Sehingga kita bisa jumpai banyak lahan didaerah ini hanya bebatuan kapur yang biasa disebut batu bertanah.
Untuk mengembalikan kesuburan tanah Nusa Penida yang kurang subur karena sedikitnya pepohonan, Forum Krama Nusa Penida ( FKMNP ) pada Kamis 25 Desember 2014 berencana melakukan penanaman pohon. Acara rutin yang dilakukan FKMNP untuk penghijauan dengan slogan kecil tapi nyata dimulai tahun 2009 sampai sekarang. Untuk Tahun 2014 ini dipusatkan di sekitar areal Pura Puncak Mundi. Tanaman yang akan ditanam adalah kembang kertas yang memiliki warna bunga beraneka ragam.
Alasan ditanamnya kembang kertas yang memiliki nama latin bougenvile ini karena mudah tumbuh dilahan yang tandus berbatu sekalipun. Ini tampak di bebrapa rumah di Nusa Penida kembang kertas banyak dijadikan penghias dengan bunga yang indah. Selain itu kembang kertas ini tentunya bisa menjadi sarana persembahyangan dengan beraneka warna, tentunya sangat cocok dibudidayakan di Pura Puncak Mundi. Kalau ide pengembangan budidaya Kembang Kertas di Nusa Penida diikuti masyarakat secara luas, tentunya Nusa Penida akan tampak indah dan berwarna warni.
Apalagi kalau penanaman Kembang kertas dirancang dengan baik dan penataan yang apik akan menjadi keindahan tersendiri di Nusa Penida. Misalnya disebuah perbukitan di Puncak Mundi ditanam kembang kertas dan ditata menjadi tulisan berbentuk Nusa Penida Island, tentunya akan terlihat dari kejauhan akan memukau. Lama kelamaan Kembang Kertas bisa akan menjadi icon Nusa Penida seperti bunga Sakuranya Jepang.
Setelah ditelisik lebih jauh selain menjadi sarana upacara yang beraneka warna, Kembang Kertas ternyata bisa dijadikan pewarna alami. Bunganya bisa Sebagai pewarna alami makanan dan juga pewarna kain tenun. Ini berdasarkan penelitian yang diperoleh dari web www.academia.edu . Ini bisa menjadi zat pewarna alami kain rangrang Nusa Penida yang sedang digemari sehingga bisa menjadi penunjang ekonomi masyarakat yang khas dengan pewarna alami yang ramah lingkungan. Sehingga dengan jenis kembang kertas yang berwarna-warni menjadikan Kain rangrang dan makanan memiliki pewarna dengan variasi juga alami dan memikat.
Acara penanaman Kembang Kertas yang diselenggarakan FKMNP yang dirangkai dengan bersih-bersih di Pura Puncak Mundi ini akan diikuti oleh Sekehe Teruna-Teruni disekitar Puncak Mundi, Siswa SMP, Siswa SMA,Nusa Penida, Persatuan Radio Suara Sunari, Persatuan Scoter dan sedianya dihadiri langsung Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Diperkirakan akan dihadiri sekitar 1500 peserta lebih karena undangan ini terbuka untuk umum. Harapnnya acara FKMNP Kecil tapi Nyata ini bisa menginspirasi banyak mayarakat khususnya masyrakat Nusa Penida menanam kembang kertas pada lahan yang tidak produktif .
Forum Krama Muda Nusa Penida
Mohon ikut share info ini
Cukup membantu untuk memberitahu yang lain
Mau tahu FKMNP click http://fdkmnp.blogspot.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H