Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Nature

Potensi Tanaman Indonesia untuk Obat Anti-HIV

24 Oktober 2010   04:27 Diperbarui: 4 April 2023   06:48 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: asianplant.net)

Kasus HIV/AIDS secara global sampai akhir 2009 mencapai 40 juta. Sampai saat ini obat anti-HIV dan vaksin HIV belum ditemukan. Kalangan ahli mulai berpaling ke tanaman untuk menemukan obat anti-HIV. Salah satu jenis tanaman Indonesia menjadi tumpuan harapan banyak orang karena ada tanaman itu mengandung zat anti-HIV. 

Beberapa jenis tanaman sudah lama dimanfaatkan sebagai obat baik dalam bentuk jamu, racikan dan olahan pabrik. Bahkan, belakangan ini obat yang dibuat dari tanaman udah menjadi salah satu pilihan obat bagi sebagian masyarakat. Salah satu jenis tanaman yang terdapat di hutan hujan tropik Indonesia (juga di Serawak, Malaysia) dikembangkan sebagai obat anti-HIV. 

Beberapa tahun yang lalu Dr. Djaja Soejarto dan rekan-rekannya di  Universitas Illinois, AS, membawa ratusan ranting pohon dari Indonesia dan Malaysia untuk diuji di laboratorium sebagai bahan anti-HIV. Salah satu di antara ratusan ranting itu mengandung Calanolide A. 

Ranting itu ternyata adalah ranting pohoh Calophillum lanigerum MIQ, di Indonesia dan Malaysia dikenal sebagai pohon betur belulang atau bintangor belulang. Calanolide A ditemukan oleh Lembaga Kanker Nasional, AS (National Cancer Institute/NCI) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Illinois, AS, dan Arnold Arboretum. Zat ini dikembangkan oleh MediChem Research Inc. yang bekerja sama dengan Serawak MediChem Pharmaceuticals Inc. di Serawak, Malaysia. 

Pengembangannya didanai langsuing oleh Kerajaan Malaysia. Penelitian secara in vitro (di dalam tabung reaksi) menunjukkan Calanolide A, yang merupakan Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) terlihat aktif terhadap HIV (human immunodeficiency virus) yaitu virus yang menyebabkan kondisi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu cacat system kekebalan tubuh dapatan karena sel-sel darah putih dirusak oleh HIV. 

HIV sendiri diketahui mempunyai resistansi (kekebalan) terhadap AZT, Nevirapine dan NNRTI lain (jenis-jenis obat antiretroviral yaitu obat yang hanya bisa menekan replikasi atau perkembangan HIV di dalam darah). Sampai saat ini upaya untuk menemukan vaksin HIV baru pada tahap uji coba klinis. 

Jadi, kabar tentang bintangor ini membawa angin segar bagi dunia medis karena sampai sekarang upaya yang dapat dilakukan terhadap orang-orang yang terinfeksi HIV barulah sebatas memberikan obat-obat antiretroviral. Selain harganya malah obat ini pun menimbulkan efek samping. Jadi, pengembangan obat anti-HIV dari sari tanaman akan jauh lebih amat jika dibandingkan dengan obat dari bahan-bahan kimia. 

Beberapa tahun yang lalu MediChem melibatkan 32 relawan yang HIV-positif yang belum pernah memakai obat antiretroviral untuk percobaan klinis di enam pusat penelitian medis di AS selama enam bulan. Ujicoba pemakaian Calanolide A akan mengevaluasi aspek-apsek keanaman, farmakologis dan efek dari dosis yang dipakai. Penelitian dilakukan secara acak dan bertahap serta menerapkan cara double-blind yang dikontrol dengan plasebo. 

Penelitian pada uji coba ini juga akan menganalisis efek zat terhadap viral load (kadar HIV di dalam sirkulasi darah), CD4 (sel darah putih yang sudah dirusak oleh HIV, kadar CD4 mencerminkan tingkat sistem kekebalan tubuh) dan resistansinya terhadap virus (HIV). Dalam kasus HIV/AIDS viral load dan CD4 sangat menentukan karena terkait dengan kondisi dan tingkat kekebalan tubuh seseorang yang HIV-positif. 

Jika zat dari bintangor ini dapat mempengaruhi viral load dan CD4 maka akan membawa harapan yang besar bagi dunia farmasi khususnya dan dunia medis pada umumnya karena obat antiretroviral yang tersedia sekarang hanya dapat menahan laju perkembangan HIV di dalam darah. Obat dari tanaman sudah lama dikenal dalam peradaban manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun