Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pak Ahok, Penularan HIV/AIDS Bukan Karena ‘Seks Bebas’, Tapi..

14 November 2015   17:23 Diperbarui: 14 November 2015   17:35 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laporan Kemenkes RI (2015) menyebutkan estimasi (perkiraan) kasus HIV/AIDS di Indonesia mencapai 668.489, sedangkan yang terdeteksi sampai Juni 2015 adalah 233.724 yang terdiri atas 167.339 HIV dan 66.385 AIDS. Itu artinya yang ditemukan baru 35 persen. Ada 434.765 lagi penduduk Indonesia yang mengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi sehingga mereka berpotensi sebagai mata rantai penyebar HIV di masyarakat tanpa mereka sadari.

“Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok meminta semua warga Jakarta memakai kondom bila melakukan seks bebas. Cara itu diyakini mampu mengurangi penyebaran virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).” Ini lead pada berita “Ahok ingatkan warga DKI Jakarta pakai kondom kalau ingin 'nakal'” di merdeka.com (10/11-2015).

‘Seks bebas’ adalah istilah yang rancu alias ngawur karena tidak jelas artinya. Ini adalah ‘terjemahan bebas’ dari free sex yang justru tidak ada dalam kosa kata Bahasa Inggris. Dalam kamus-kamus Bahasa Inggris tidak ada laman free sex. Begitu juga di Google Translate tidak ada padanan free sex. Yang ada adalah free love yang disebut sebagai “the idea or practice of having sexual relations according to choice, without being restricted by marriage or other long-term relationships.”

Kondisi Hubungan Seksual

Nah, jelas sudah bahwa ‘seks bebas’ tidak bisa disejajarkan dengan free love karena di Indoensia ‘seks bebas’ diartikan sebagai hubungan seksual dengan pelacur (baca: pekerja seks komersial/PSK).

Lebih khusus lagi ‘seks bebas’ diartikan sebagai hubungan seksual dengan PSK langsung yaitu PSK yang kasat mata di lokalisasi atau lokasi pelacuran. Celakanya, sekarang tidak ada lokasi atau lokalisasi pelacuran yang merupakan bentuk regulasi.

Yang banyak sekarang adalah PSK tidak langsung yaitu pelacur di panti pijat plus-plus, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, ABG, ayam kampus, cewek bispak (bisa pakai), cewek bisyar (habis pakai bayar), cewek artis online, cewek gratifikasi seks, dll. Jika dipakai ‘seks bebas’ yang dimaknai di Indonesia, maka melacur dengan PSK tidak langsung ini bukan ‘seks bebas’.

Maka, tidaklah mengherankan kalau kemudian banyak laki-laki yang melacur dengan PSK tidak langsung tidak merasa berisiko karena selama ini jargon moral yang dibangun pemerintah adalah penularan HIV/AIDS melalui ‘seks bebas’.

Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual (bisa) terjadi kalau salah salah satu dari pasangan tsb. mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom ketika terjadi hubungan seksual (kondisi hubungan seksual), bukan karena hubungan seksual dilakukan di luar nikah, zina, melacur, ‘seks bebas’, seks anal, seks oral, selingkuh, dll. (sifat hubungan seksual).

Jika satu pasangan keduanya tidak mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (kondisi hubungan sekual), maka tidak ada risiko penularan HIV biar pun hubungan seksual dilakukan di luar nikah, zina, melacur, seks anal, seks oral, ‘seks bebas’, dll. (sifat hubungan seksual).

Maka, pernyataan Pak Ahok agar warga yang ‘seks bebas’ pakai kondom agar mengurangi penyebaran HIV/AIDS tidak tepat kalau yang dimaksud penularan HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun