Dunia pendidikan Nasional kembali ‘gaduh’ ketika guru di SMA Negeri 4 Bandung, Jawa Barat, memberikan nilai NOL pada mata pelajaran matematika terhadap seorang siswi di sekolah negeri itu. Dikabarkan salah satu alasan guru memberikan nilai NOL adalah karena siswi itu sering tertidur di kelas.
Sebagai orang tua saya pun pernah kecewa kepada guru SD sebuah perguruan agamis di Jakarta Timur ketika putri saya bersekolah di sana di kelas 1. Lembar-lembar ulangan dll. selalu nilai di atas 80, tapi di rapor nilai tertulis 60. Saya tidak pernah berpikir buruk, tapi pembantu yang protes: “Pak, tanya dong gurunya koq nilai di rapor jelek. Ulangan-ulangan kan nilainya bagus,” kata pembantu tadi sambil menunjukkan kertas ulangan. Belakangan ada selentingan bahwa orang tua yang tidak mengikuti kegiatan sekolah dianggap tidak bersahabat dengan konsekuensi nilai di rapor hanya ‘cukup’ saja.
Pertanyaan untuk kepala sekolah dan guru-guru di SMAN 4 Bandung:
(1) Apakah hasil ulangan harian, tengah semester dan semester siswi itu memang NOL?
(2) Apakah tidak ada ujian ulangan di sekolah ini?
(3) Apakah guru yang memberikan nilai NOL bisa menunjukkan hasil ulangan siswi tadi ke publik?
Celakanya, ada latar belakang pemberian nilai NOL itu: Siswi SMAN 4 Bandung yang mendapat nilai rapor nol sebelumnya sudah menduga tidak akan naik kelas. Sebab menurut siswi berinisial DP itu, guru Matematika pernah mengancamnya tidak akan mau memberikan nilai di rapornya (republika.co.id, 5/9-2016).
Ini keterangan dari orang tua siswi tadi, DP: Orang tua siswi DP, Danny mengatakan dugaan tersebut berawal ketika si guru bertanya ke Puspita perihal permasalahannya dengan guru Bahasa Indonesia. "Kamu ada masalah apa dengan guru Bahasa Indonesia? Murid enggak akan pernah menang melawan guru. Kamu enggak akan saya kasih nilai," ujarnya menirukan cerita dari putrinya (republika.co.id, 5/9-2016).
Pertanyaannya kemudian adalah: Apakah pemberian nilai NOL itu merupakan bagian yang integral dengan pendidikan?
Jika kita memakai nalar tentu saja cara-cara yang dilakukan guru di SMAN 4 Bandung itu merupakan langkah yang sangat naif dan mematahkan semangat pelajar. Celakanya, nilai NOL itu tidak dijelaskan apakah benar-benar hasil ulangan atau ujian.
Yang ada justru ini: Sementara itu, Eriyanti, wali kelas DPR (15) di kelas 10 IPA 3 SMA Negeri 4 Kota Bandung, mengakui pihaknya memberi nilai nol mata pelajaran matematika kepada siswinya anak dari Danny Daud Setiana. Menurut Eriyanti, DPR memiliki kebiasaan tidur di dalam kelas (kompas.com, 6/9-2016).