Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melancong ke Bali? Harap Maklum: 20 Persen Cewek Kafe Remang-remang Mengidap HIV/AIDS!

4 Oktober 2014   19:20 Diperbarui: 13 Agustus 2015   15:46 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Jakarta 100 Bars - Bandung.

 

 

 

* 1 dari 5 "cewek kafe" di Bali adalah pengidap HIV/AIDS ....

 

“20 Persen Pekerja Kafe Remang-remang Tertular HIV.” Ini judul berita di tribunnews.co (1/10-2014) tentang status HIV/AIDS pekerja kafe remang-remang di wilayah Provinsi Bali melalui siurvailans tahun 2013.

 

Sekilas judul ini sensasional dan bombastis, maklum soal HIV/AIDS yang terdeteksi pada perempuan-perempuan cantik yang bekerja di kafe remang-remang. Penyebutkan kafe remang-remang saja banyak orang yang berpikiran ‘remang-remang’ pula.

 

Memang, dari judul berita di atas terbukti bahwa cewek-cewek kafe itu bukan hanya pandai melayani tamu dengan menyediakan minuman dan makanan ringan, juga minuman beralkohol, tapi juga lihai menggeliat mengikuti irama goyangan laki-laki selama ngeseks.

 

Dengan persentase tsb. itu artinya dari 100 cewek kafe ada 20 yang mengidap HIV/AIDS. Maka, dari 5 cewek kafe ada 1 pengidap HIV/AIDS. Nah, laki-laki yang pernah ngeseks tanpa kondom dengan 5 cewek kafe yang berbeda akan bertemu dengan 1 cewek kafe pengidap HIV/AIDS.

 

Celakanya, penyebaran HIV/AIDS sudah merata di bumi ini sehingga tidak ada satu pun daerah yang semua penduduknya berstatus HIV-negatif. Biar pun ada daerah di Nusantara yang berkoar-koar di daerahnya tidak ada kasus HIV/AIDS itu terjadi karena di daerah itu tidak dilakukan survailans tes HIV dan bisa jadi penduduk setempat tes HIV di daerah lain dengan berbagai macam alasan.

 

Kembali ke Bali. Ada tiga hal yang luput dari perhatian wartawan dan narasumber berita tsb. yaitu:

 

(1) Ada sejumlah laki-laki, bisa penduduk Bali atau pendatang, sebanyak pekerja kafe yang mengidap HIV/AIDS yang menularkan HIV/AIDS ke pekerja kafe remang-remang tsb. Dalam kehiduan sehari-hari mereka ini bisa sebagai seorang suami, pacar, atau selingkuhan yang menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS ke istri, pacar, selingkuhan, pekerja kafe, pekerja seks komersial (PSK) dan pasangan seks lain.

 

(2) Ada pula sejumlah laki-laki, bisa penduduk Bali dan pendatang, yangg berisiko tinggi tertular HIV/AIDS yaitu mereka yang ngeseks tanpa memakai kondom dengan pekerja kafe remang-remang yang mengidap HIV/AIDS tsb. Soalnya, tidak bisa dikenali cewek-cewek pekerja kafe yang mengidap HIV/AIDS dari fisik mereka. Dalam kehiduan sehari-hari mereka ini bisa sebagai seorang suami, pacar, atau selingkuhan yang menjadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS ke istri, pacar, selingkuhan, pekerja kafe, pekerja seks komersial (PSK) dan pasangan seks lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun