Tanya Jawab AIDS No 6/Agustus 2014
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) melalui: (1) Surat ke PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, (2) Telepon (021) 4756146, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya:Beberapa waktu yang lalu saya melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan seorang laki-laki. Belakangan, saya khawatir sudah tertular HIV/AIDS karena saya tidak bisa memastikan perilaku laki-laki tsb. Saya pun tidak bisa melanjutkan kuliah karena terus-menerus dihantui ketakutan tertular HIV. Saya benar-benar jatuh. Apa yang harus saya lakukan?
Nn ‘X’, Jabar (via telepon, 24/8-2014)
Jawab: Melakukan hubungan seksua dengan seseorang yang tidak bisa diketahui perilaku seks orang tsb. merupakan kegiatan yang berisiko tinggi tertular HIV. Apalagi, laki-laki tsb. tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan Anda. Soalnya, bisa saja orang tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV.
Memang, probabilitas (kemungkinan) tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan yang mengidap HIV/AIDS dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom setiap kali hubungan seksual adalah 1:100.
Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual ada 1 kali terjadi penularan HIV/AIDS. Masalahnya adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan HIV/AIDS. Bisa pada hubungan seksual yang pertama, kedua, ketujuh, kelima puluh, kesembilan puluh sembilan atau yang keseratus.
Maka, setiap hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan orang yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom ada risiko penularan HIV karena bisa saja salah satu dari pasangan tsb. mengidap HIV/AIDS.
Risiko tertular HIV melalui hubungan seksual, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, kian besar jika salah satu pasangan adalah orang yang sering melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang bergani-ganti, seperti pekerja seks komersial (PSK), gigolo, dan pelaku kawin-cerai.
Untuk itulah Anda lebih baik menjalani tes HIV. Tapi, ingat sebaiknya dilakukan di Klinik VCT yang ditetapkan pemerintah, al. di rumah sakit pemerintah, dan minimal tiga bulan setelah hubungan seksual terakhir dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang tidak bisa diketahui perilaku seksualnya.
Karena Anda ada di kota kecamatan, sebaiknya tes HIV ke Klinik VCT di rumah sakit ibu kota kabupaten agar wajah dan identitas Anda tidak dikenali pengunjung. Bisa juga ke Pokdisus AIDS di RSCM Jakarta, atau tempat lain. Silakan kabari jika sudah siap tes HIV dan di mana Anda akan tes. *** [Syaiful W. Harahap - AIDS Watch Indoensia] ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H