Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komersialisasi Penafsiran Akhir Kalender Suku Maya

20 Desember 2012   15:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:18 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari-hari menjelang tanggal 21 Desember 2012 Suku Maya menjadi ‘terpidana’ hanya karena ulah segelintir orang yang menafsirkan kalender Suku Maya dengan perkiraan mereka sendiri.

Suku Maya dikenal sebagai pemukim di Amerika Tengah dan Amerika Selatan itu sangat menguasai ilmu falak (astronomi) dibandingkan dengan suku atau bangsa lain di masa keemasan mereka. Ketepatan perhitungan ahli astronomi Suku Maya didasarkan pada perputaran bumi dan bulan.

Akhir kalender Suku Maya bukanlah akhir dunia. Suku Maya mempunyai 20 jenis kalender, 15 di antaranya sudah dipublikasikan untuk bahan penelitian, sedangkan lima lagi masih dirahasiakan oleh Suku Maya.

Kalender Suku Maya yang bikin heboh adalah kalender hitung panjang (long count) dengan rentang waktu 13 Baktun (siklus). Renang waktu 1 Baktun sama dengan 144.000 hari. Jika dikonversi ke kalender Gregorian waktunya lebih dari 5.126 tahun.Kalender ini dimulai tanggal 11 Agustus 3113 Sebelum Masehi (SM) yang berakhir tanggal 21 Desember 2012.

Akhir kalander inilah yang ditafsirkan oleh orang Barat dengan berbagai sudut pandang. Celakanya, penafsiran akhir kalender itu pun dijadikan barang dagangan. Maka, muncullah buku dan film yang menggambarkan akhir zaman yaitu kiamat.

Padahal, akhir kalender itu tidak diartikan oleh Suku Maya sebagai akhir dunia. Yang menjadikan akhir kalender itu sebagai ramalan hari kiamat justru orang-orang di luar Suku Maya.

Celakanya, di Indonesia penafsiran oleh orang di luar Suku Maya justru dibahas dari aspek agama (Islam).

Media massa pun ramai-ramai membahas penafsiran ‘Barat’, sampai-sampai MUI mengatakan haram hukumnya mempercayai ramalan hari kiamat.

Kalender Suku Maya tidak menyebut kiamat pada akhir kalender mereka. Akhir kalender itu adalah perhitungan rentang waktu. Bagi Suku Maya kalender tidak hanya sebatas penanggalan, tapi juga merupakan catatan terkait dengan perjalanan kehidupan mereka.

Soalnya, penafsiran terkait dengan akhir kalender bisa juga disengaja untuk tujuan-tujuan komersial.

Celakanya, banyak di antara kita yang terpancing menanggapi ramalan kiamat berdasarkan akhir kalender Suku Maya yang merupakan siklus pada komunitas suku itu sendiri.

Padahal, akhir kalender itu justru adalah awal dari siklus kalender baru pada Suku Maya. ***[Syaiful W. Harahap]***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun