Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

HIV pada PSK di Jakarta Ditularkan oleh Laki-laki Penduduk Jakarta

15 September 2010   11:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:14 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari 9.000 PSK di Jakarta 15 persen Mengidap HIV/AIDS.” Ini judul berita di berita8.com (30/1-2010)

Disebutkan: “Para pekerja seks komersial (PSK) di Jakarta yang terkena penyakit mematikan HIV/AIDS akan diberi berikan penanganan khusus dengan menyerahkannya ke Komisi Penanggulangan AIDS.” Pernyataan ini tidak akurat karena HIV dan AIDS tidak mematikan. Kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) disebabkan oleh penyakit-penyakit yang muncul setelah masa AIDS (dikenal sebagai infeksi oportunistik seperti diare, sariawan, TB, dll.).

Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Budiharjo, mengatakan: ”Jika dinyatakan positif HIV/AIDS kita berikan penanganan khusus dengan menyerahkannya ke Komisi Penanggulangan AIDS.” Yang positif adalah HIV artinya seseorang sudah tertular HIV yang diketahui melalui tes HIV sesuai dengan standar prosedur operasi tes HIV yang baku. Tidak semua orang yang sudah tertular HIV harus ditangani secara khusus karena pada rentang waktu sebelum masa AIDS (antara 5-15 tahun) belum ada keluhan terkait dengan infeksi oportunistik.

Dikabarkan: ”Kelompok PSK mendapat perhatian khusus karena diperkirakan 10-15 persen dari sekitar 9.000 PSK yang terdata di Jakarta diduga mengidap HIV/AIDS.” Ini fakta yang luput dari pengamatan wartawan yaitu PSK itu terular HIV dari peduduk yaitu laki-laki yang dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami, lajang atau duda. Laki-laki inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV. Jumlahnya bertambah lagi jika ada laki-laki lain yang kemudian tertular HIV dari PSK.


Dikabarkan pula: ” .... bagi PSK yang dinyatakan bersih dari penyakit tersebut akan langsung dilakukan pembinaan di Panti Sosial Kedoya, Jakarat Barat.” Seseorang dinyatakan tidak mengidap HIV jika sudah menjalani tes HIV dengan konfirmasi. Artinya, contoh darah yang dipakai pada tes HIV pertama dites lagi dengan tes lain, seperti Western blot.

Bisa saja ketika darah PSK diambil untuk tes HIV infeksi HIV pada mereka masih pada masa jendela. Mereka tertular HIV di bawah tiga bulan sehingga belum ada antibody HIV di dalam darahnya. Hasil tes pada masa jendela bisa menghasilkan negatif palsu (HIV sudah ada di dalam darah tapi tidak terdeteksi) atau positif palsu (HIV tidak ada di dalam darah tapi terdeteksi). Yang celaka adalah PSK yang terdeteksi HIV-negatif palsu karena mereka merasa dirinya ’bersih’ sehingga tidak menerapkan seks aman. Mereka tidak meminta laki-laki yang mengencaninya memamai kondom. Ini berisiko tinggi tertular dan menularkan HIV. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun