Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinkes Kota Ternate Menanggulangi AIDS dengan Menyasar Kelompok Usia Muda

12 April 2012   06:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:43 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, terus memfokuskan upaya menekan tingginya angka penularan HIV/AIDS, terutama pada kelompok usia muda di Ternate yang rentan terinfeksi penyakit mematikan tersebut.” Ini lead berita “Pemkot Tekan Angka Penularan HIV/AIDS Pemuda Ternate” (www.metrotvnews.com, 12/4-2012).

Terkait dengan pernyataan tentang kasus HIV/AIDS ada pada kelompok usia muda, pertanyaannya adalah: (a) Mengapa banyak kasus HIV/AIDS terdeteksi pada kelompok usia muda, dan (b) Bbagaimana kasus-kasus HIV/AIDS terdeteksi pada kelompok usia muda?

Ini menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate, Nurbaity Radjabessy: "Mereka tertular melalui Narkoba, jarum suntik, heteroseks, homoseks, pasangan suntik narkoba, sembilan orang masih diindentifikasi dari mana penularannya."

Pertanyaan selanjutnya: Apakah hal di atas tidak terjadi pada kalangan usia tua?

Sayang, dalam berita tidak ada informasi tentang jumlah kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada ibu-ibu rumah tangga atau bayi. Kasus yang terdeteksi pada ibu rumah tangga dan bayi menunjukkan perilaku laki-laki dewasa sebagai suami.

Dikabarkan bahwa kasus kumulatif HIV/AIDS di Kota Ternate sudah terdeteksi 57 dengan 23 kematian. Dari jumlah ini 60 persen berusia 15 – 24 tahun.

Disebutkan dalam berita: ”Memang perilaku kelompok remaja memang beresiko tinggi tertular HIV tersebut. Misalnya, menurut survey demografi 2009, sebanyak 32 persen responden perempuan berhubungan seks pertama kali ketika masih dibawah 18 tahun. Sedang untuk laki-laki 12 persen. Mereka juga melakukan seks tak aman.”

Akan lebih arif kalau ada data pembanding: persentase suami yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pekerja seks.

Lagi pula kalau remaja-remaja itu melakukan hubungan seksual pertama di bawah usia 18 tahun tidak ada risiko penularan HIV kalau remaja putranya tidak pernah melakukan hubungan seksual sebelum dengan pacarnya. Tidak ada kaitan langsung antara hubungan seksual pertama pada remaja dengan penularan HIV.

Menurut Nurbaity: ” .... pemerintah tahun 2010 lalu memperluas focus penanganan HIV ke arah kelompok muda.”

Bisa saja terjadi bumerang karena Pemkot Ternate hanya menyasar remaja. Sedangkan laki-laki dewasa luput dari penjangkuan sehingga banyak yang perilakunya berisiko tertular HIV. Laki-laki dewasa yang tertular HIV akan menularkan HIV kepada istrinya. Kalau istrinya tertular maka ada pula risiko penularan pada bayi yang dikandungnya kelak.

Nah, kalau kelak kian banyak bayi yang lahir dengan HIV/AIDS, lalu, siapa nanti yang akan menjadi kelompok muda? Tentu pekerjaan Dinkes Ternate pun kian ringan karena generasi mudanya hanya sedikit.

Penemuan kasus yang terus terjadi pada perempuan hamil dan bayi menunjukkan perilaku suami mereka (baca: laki-laki dewasa). Jika ini tidak diintervensi maka kasus HIV/AIDS pada bayi akan terus bertambah. ***[Syaiful W. Harahap]***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun