Dikabarkan seorang pekerja seks komersial (PSK) berinisial SL diusir dari Wisma Sumber Madu tepat SL ‘bekerja’ sebagai PSK (Terjangkit HIV/AIDS, PSK Kremil Diusir dari Wismanya, detikSurabaya, 08/11-2011).
Langkah yang dilakukan ‘pengusaha’ itu menggambarkan pemahaman yang sangat rendah terkait dengan epidemi HIV. Hal yang sama juga terjadi pada wartawan yang menulis berita tsb. Berita tentang pengusiran PSK itu sama sekali tidak memberikan informasi yang akurat tentang HIV/AIDS terkait dengan PSK yang diusir itu.
Ada beberapa hal yang luput dari perhatian terkait dengan PSK yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS, yaitu:
Pertama, ada kemungkinan PSK itu tertular HIV dari laki-laki ‘hidung belang’ penduduk lokal, asli atau pendatang. Maka, laki-laki ‘hidung belang’ yang melakukan hubungan seksual dengan SL tanpa kondom berisiko tertular HIV. Laki-laki yang menularkan HIV kepada SL dan laki-laki yang tertular HIV dari SL akan menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal di masyarakat, terutama melalui hubungan tanpa seksual kondom di dalam dan di luar nikah.
Kedua, bisa juga terjadi PSK itu sudah mengidap HIV/AIDS ketika mulai ‘bekerja’ di wisma tsb. Jika ini yang terjadi maka laki-laki ‘hidung belang’ yang melakukan hubungan seksual dengan SL berisiko tinggi tertular HIV jika tidak memakai kondom.Laki-laki yang tertular HIV dari SL akan menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal di masyarakat, terutama melalui hubungan tanpa seksual kondom di dalam dan di luar nikah.
Terkait dengan dua fakta itu informas yang harus disebarkan oleh media massa adalah anjuran agar laki-laki ‘hidung belang’ yang pernah kencan dengan SL atau sering melakukan hubungan seksual dengan PSK di wista tsb. mau menjalani tes HIV secara sukarela.
Anjuran itu penting karena laki-laki yang tertular HIV tidak menyadari dirinya sudah mengidap HIV sehingga mereka menularkan HIV kepada orang lain, terutama istri atau pasangan seksnya.
Kasus PSK terdeteksi HIV/AIDS itu pun menunjukan Perda AIDS Prov Jatim tidak memberikan langkah yang konkret dalam menanggulangi penyebaran HIV/AIDS (Lihat: http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/21/menyibak-kiprah-perda-aids-jatim/).
Sayang, dalam berita fakta tentang PSK yang terdeteksi HIV itu tidak dibawa ke realitas sosial sehingga berita itu tidak memberikan pengetahuan tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV kepada masyarakat. ***[Syaiful W. Harahap]***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H