Tanya Jawab AIDS No1/September 2016
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com). Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) Fax: 021.22864594, (3) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (4) SMS 08129092017, dan (5) WhatsApp: 0811974977. Redaksi.
*****
Tanya: Saya seorang cewek, 20-an tahun, memilih cara yang aman untuk mencapai orgasme yaitu melakakukan masturbasi dengan bantuan pemijat cowok yaitu memakai jari tangan. (1) Dengan cara itu apakah ada risiko tertular HIV/AIDS? (2) Apakah saya perlu tes HIV/AIDS?
“Xz”, Jawa Barat, via SMS (8/9-2016)
Jawab: (1) Dari aspek risiko penularan HIV/AIDS sangat kecil. Risiko penularan HIV/AIDS ada jika pemijat cowok itu mengidap HIV/AIDS dan jari-jari yang dipakainya melakukan masturbasi luk dengan mengeluarkan darah. Namun, ada persoalan lain yang bisa terjadi yaitu kerusakan pada permukaan vagina dan di bagian dalam vagina jika ada kuku pada jari cowok yang dipakai masturbasi. Kulit jari pun keras sehingga bisa juga menyebabkan iritasi pada bagian-bagian vagina.
Selain itu bisa saja cowok menaruh sesuatu di jari sehingga masuk ke dalam vagina. Pekerja seks komersial (PSK) akan memeriksa penis laki-laki sebelum melakukan hubungan seksual karena bisa saja laki-laki ‘hidung belang’ melekatkan kulit ari telur di ujung penis sehingga tinggal di dalam vagina. Ini akan mengeluarkan bau busuk sehingga PSK itu pun tidak ‘laku’.
Bisa juga salah satu tangan cowon itu dia pakai untuk onani sehingga air mani tumpah di tangannya. Bisa saja cowok itu mengganti tangan dengan memakai jari tangan yang kena air mani melakukan masturbasi. Kalau cowok itu mengidap kencing nanah (GO) atau raja singa (sifilis) tentu penyakit itu menempel di jari-jarinya ketika dia onani. Kalau ini terjadi, maka ada risiko penularan penyakit infeksi menular atau HIV/AIDS jika si cowong mengidap HIV/AIDS.
(2) Kalau hanya memakai jari dan tidak sering risiko kecil. Tidak perlu tes HIV, tapi tes penyakit lain perlu juga, seperti kanker serviks, dll. Segeralah konsultasi ke dokter ahli kandungan. *** [AIDS Watch Indonesia] ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H