Informasi HIV dan AIDS
Newsletter dwimingguan tentang HIV dan AIDS sebagai media informasi yang akurat
Mencari Informasi AIDS
Salah satu cara untuk menghindari agar tidak tertular penyakit adalah mengetahui cara-cara penularan penyakit tsb. Informasi tentang cara-cara penularan dan pencegahan penyakit sangat penting agar kita bisa melindungi diri.
Informasi yang akurat itulah yang kita perlukan jika ingin melindungi diri agar tidak tertular HIV (HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS).
Namun, sejak awal informasi tentang HIV/AIDS sering tidak akurat. Akibatnya, banyak orang yang tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV. Ini bisa terjadi karena tidak ada tanda, gejala dan ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik orang-orang yang sudah tertular HIV.
Kondisi seperti itu bisa terjadi antara 5 - 15 tahun setelah tertular HIV. Karena tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV maka orang-orang itu pun tanpa sengaja pula menularkan HIV kepada orang lain.
Yang punya istri akan menularkan HIV kepada istrinya, pacarnya atau pekerja seks. Jika istrinya tertular maka ada pula risiko penularan kepada bayi yang dikandungnya kelak.
Informasi yang tidak akurat yang beredar luas di masyarakat selama ini terjadi karena informasi itu disampaikan tidak jujur.
Informasi tentang HIV dan selama ini AIDS dibumbui dengan pesannorma, moral, dan agama. Akibatnya, infomasi yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah). Misalnya, dalam banyak brosur disebutkan bahwa HIV menular karena zina, pelacuran, ‘seks bebas’, selingkuh, ‘jajan’, dan homoseksual.
Informasi ini tidak benar karena HIV bisa menular melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah kalau salah satu dari pasangan itu mengidap HIV.
Dalam jumlah yang bisa ditularkan HIV terdapat dalam cairan darah, air mani, cairan vagina, dan ASI.
Untuk melindungi diri agar tidak tertular HIV adalah dengan cara mencegah agar cairan-cairan tadi tidak masuk ke dalam tubuh kita.
- Syaiful W. Harahap
Sunat dan AIDS
Beberapa tahun terakhir ini muncul berita di media massa yang mengatakan bahwa sunat pada laki-laki bisa menurunkan risiko tertular HIV.
Kalau informasi ini tidak dicermati dengan seksama maka bisa mencelakai karena laki-laki yang sudah disunat akan menganggap dirinya sudah memakai kondom. Mereka menganggap sunat sebagai ‘kondom alam’.
Akibatnya, laki-laki yang sudah disunat akan berisiko tertular HIV jika melakukan hubungan seks, di dalam atau di luar nikah, tanpa memakai kondom dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks dan pelaku kawin-cerai.
‘Jalan masuk’ HIV ke dalam tubuh bukan hanya dari kepala penis,tapi juga dari seluruh bagian penis yang bersentuhan langsung dengan cairan vagina ketika sanggama.(swh)
Kapan Harus Tes HIV
Di Jakarta makin banyak kasus HIV dan AIDS yang terdeteksi. Sampai 30 Juni 2010 sudah dilaporkan 3.740 kasus AIDS.
Kasus yang dilaporkan itu baru yang terdeteksi. Masih ada penduduk yang sudah tertular HIV tapi tidak terdeteksi. Mereka ini tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV karena tidak ada keluhan kesehatan yang terkait langsung dengan HIV dan AIDS.
Biar pun tidak terdeteksi mereka itu sudah bisa menularkan HIV kepada orang lain juga tanpa mereka sadari.
Karena di masyarakat masih ada kasus HIV dan AIDS yang tidak terdeteksi maka adar risiko tertular HIV, terutama melalui hubungan seks.
Maka, dianjurkan bagi penduduk Jakarta, laki-laki dan perempuan, untuk tes HIV kalaupernah atau sering melakukan hubungan seks tanpa kondom di dalam atau di luar nikah dengan pasangan yang berganti-gantiatau dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks dan pelaku kawin-cerai. (swh)
Tanya Jawab HIV dan AIDS
Pertanyaan: Apa tanda-tanda orang yang sudah tertular HIV?
Roni, Jakarta
Jawab:Salah satu persoalan besar pada epidemi HIV adalah kita tidak bisa mengenali orang-orang yang sudah tertular HIV dari fisiknya karena tidak ada tanda, gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik mereka. Tanda yang bisa dikaitkan dengan AIDS baru mulai muncul setelah 5-15 tahun terinfeksi HIV yaitu beberapa penyakit yang sulit disembuhkan, seperti diare, sariawan, TB, dll. Itulah sebabnya kita harus menghindari perbuatan yang bisa menularkan HIV. ***
Tempat Konseling dan Tes HIV di Jakarta
Pokdisus AIDS FKUI-RSCM, RSCM, G3, Lt.2,JL. Dipnegoro No. 71, Jakarta Pusat, Telp: 3905250/3903838
Klinik Awanama YPI, Jl. Kebon Baru IV No. 16, Asem Baris Tebet, Jakarta Selatan, Tel. 83795480
Klinik Remaja YPI, JL. Peruk No. 6, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Tel. 8296153/98237125
Puskesmas Kampung Bali, JL. Kampung Bali 23, Tanah Abang,Jakarta Pusat -Tlp. 3923544
Kios Informasi Atmajaya, Jl. Ampasit VI No. 15, Cideng Barat, Jakarta Barat - Telp/Fax: 34833134
Redaksi:Syaiful W. Harahap, Teddy A. Setiadi
Copyright 2010 (C) Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Bila mengutip seluruh atau sebagian isi newsletterharus mencantumkan “Buletin Kesehatan: Informasi HIV dan AIDS” sebagai sumber. Memperbanyak (photo copy) untuk tujuan komersil, ceramah, penyuluhan, pelatihan, workshop, dll. harus ada izin tertulis dari Media Relations Officer (MRO) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta.
Redaksi: Jl. Pisangan Lama III RT 001/08 No. 15-A, Jakarta 13230, Tlp/Fax (021) 4704265
Jl. Sunan Kudus, Kp. Deringo Kidul RT 03/06 No. 9, Desa Deringo, Kec. Citangkil, Cilegon, Prov. Banten
Surat: P.O. Box 1244/JAT, Jakarta 13012,E-mail: infokespro@yahoo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H