Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berita PSK di Lokalisasi Mengidap HIV/AIDS, Laki-laki 'Hidung Belang' Cari PSK di Luar Lokalisasi

16 Juni 2012   06:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:55 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13398347171736715492

Berita tentang kasus HIV/AIDS di lokasi atau lokaliasasi pelacuran berdampak buruk pada perilaku laki-laki ’hidung belang’.

Jika ada berita tentang pekerja seks komersial (PSK) yang mengidap HIV di lokasi atau lokalisasi pelacuran, maka laki-laki ’hidung belang’ akan mencari PSK ke tempat lain. Sebaliknya, jika ada berita bahwa di sebuah lokasi atau lokalisasi pelacuran tidak ada PSK yang mengidap HIV, maka laki-laki ’hidung belang’ pun menyerbu lokasi atau lokalisasi pelacuran tsb.

Dua kemungkinan itu sama buruknya karena ada fakta yang luput dari perhatian.

Seperti halnya berita ini: ”39 Pekerja Seks di Tanjung Elmo Terinfeksi HIV/Aids” (www.sentaninews.com, 31/5-2012). Tanjung Elmo dikenal dengan sebutan ’turki’ (turunan kiri) adalah lokalisasi pelacuan di Jayapura yang terletak di tepi Danau Sentani yang ada di kiri jalan arah ke Bandara Sentani.

”Bang, berita itu membuat laki-laki mencari ’cewek’ di luar Tanjung Elmo,” kata seorang aktivis HIV/AIDS di Jayapura.

Lalu, apa urusannya kalau laki-laki ’hidung belang’ mencari PSK di luar Tanjung Elmo?

Nah, itu dia. Di Tanjung Elmo program keharusan memakai kondom sudah lama diterapkan sehingga PSK di sana selalu meminta kepada laki-laki agar memakai kondom. Sebaliknya, di luar Tanjung Elmo tidak ada program kondom sehingga risiko tertular HIV pun sangat besar.

Dengan program kondom pun ternyata banyak laki-laki yang tidak mau memakai kondom. ”Ah, laki-laki sini (maksudnya laki-laki asli lokal-pen.) gak mau pakai kondom,” kata seorang PSK di Tanjung Elmo dengan nada kecewa.

Celakanya, tamu ke datang Tanjung Elmo justru kebanyak laki-laki lokal. Maka, tidaklah mengherankan kalau kemudian kasus HIV/AIDS ’merebak’ di kalangan penduduk asli.

Sedangkan di Manokwari, Prov Papua Barat, PSK asal P Jawa diharuskan ’mangkal’ di lokalisasi Baruni 55. ”Pak, tolong dong bikin beritanya. Masak kami dipaksa di sini sedangkan cewek Manado boleh praktek di hotel di kota,” kata seorang PSK di Maruni 55 dalam satu kunjungan dengan wartawan peserta latihan penulisan berita AIDS.

Maka, yang berduit bisa jadi pegawai, karyawan, dll. akan kencan di hotel. Padahal, di hotel tidak ada program kondom seperti di Maruni 55. Jadi, kalau kasus HIV/AIDS di Manokwari banyak terdeteksi pada pegawai dan karyawan itu merupakan konsekuensi logis karena mereka melakkan hubungan seksual dengan PSK tanpa kondom.

Terkait dengan kasus HIV/AIDS pada PSK di Tanjung Elmo, Sekretaris KPA Kabupaten Jayapura, Purnomo, mengatakan: “Yang lebih bagus itu adalah menghindari diri untuk tidak melakukan hubungan seks di luar nikah.”

Pernyataan ini adalah mitos (anggapan yang salah). Tidak ada kaitan langsung antara penularan HIV dan hubungan seksual di luar nikah.

Penularan HIV melalui hubungan seksual bisa terjadi di dalam dan di luar nikah (sifat hubungan seksual) jika salah satu dari pasangan itu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (kondisi hubungan seksual).

Dengan 933 kasus kumulatif HIV/AIDS di Kab Jayapura, Papua, tentulah merupakan persoalan besar karena penyebaran terus terjadi tanpa mereka sadari.

Jika dihitung-hitung, maka 39 PSK yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS itu sudah meladeni 7.020 laki-laki sebelum mereka tes HIV (39 PSK x 3 laki-laki/malam x 20 hari/bulan x 3 bulan). Laki-laki itu semua berisiko tertular HIV.

Kalau saja Pemkab Jayapura, dalam hal ini KPA Kab Jayapura, mempunyai program yang konkret di Tanjung Elmo tentulah insiden infeksi HIV baru bisa diturunkan sehingga tingkat penyebaran HIV di masyarakat pun bisa ditanggulangi.

Berita tentang PSK yang mengida HIV/AIDS itu pun menyesatkan karena tes HIV selalu saja membuka kemungkinan negatif palsu. Artinya, ada di antara PSK di Tanjung Elmo yang mengidap HIV/AIDS tapi hasil tes darahnya nonreaktif (negatif) karena masa jendela (tertular di bawah tiga bulan).

Dikabarkan KPA Kab Jayapura terus mengawasi sejumlah PSK yang masih beroperasi untuk menekan penyebaran HIV/AIDS.

Kuncinya bukan pada pengawasan KPA dan PSK, tapi pada laki-laki ‘hidung belang’. Yang diperlukan adalah langkah yang konkret berupa intervensi untuk memaksa laki-laki memakai kondom ketika sanggama dengan PSK. Ini yang diperlukan.

Lagi pula biar pun KPA mengawai PSK yang mengidap HIV/AIDS, PSK lain pun tidak tertutup kemungkinan ada yang mengidap HIV/AIDS. Mereka itu adalah PSK yang menjalani tes di masa jendela sehingga hasil negatif hanya palsu. Artinya, hasil tes negatif tapi HIV sudah ada di dalam darah mereka karena ketika darah diambil belum ada antibody HIV di dalam darah sehingga tes nonreaktif.

PSK lain yang tidak terdeteksi mengidap HIV juga ada kemungkinan sudah pula tertular HIV karena setelah tes HIV mereka melayan banyak laki-laki.

Disebutkan oleh Purnomo: "Siapapun kini semakin rentan dan mudah tertular penyakit HIV/AIDS karena di daerah Jayapura juga wilayahnya lainnya, masyarakat masih enggan untuk memeriksakan dirinya tes HIV/AIDS dengan berbagai alasan."

Kerentanan terhadap HIV/AIDS bukan karena enggan memeriksakan diri, tapi karena perilaku seksual orang per orang.

Lagi pula, tidak semua orang harus menjalani tes HIV. Terkait dengan Tanjung Elmo, maka yang dianjurkan tesHIV adalah laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK di Tanjung Elmo.

Informasi itulah yang perlu disampaikan kepada masyarakat agar laki-laki yang pernah kencan dengan PSK di Tanjung Elmo menyadari perilakunya yang berisiko tertular HIV.

Selama tidak ada langkah yang konkret tentang keharusan memakai kondom di Tanjung Elmo, maka selama itu pula laki-laki asli akan menularkan HIV kepada PSK dan ada pula laki-laki asli tertular HIV dari PSK. ***[Syaiful W. Harahap]***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun