Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

AIDS di Provinsi Bengkulu ‘Didominasi’ Remaja

28 Oktober 2010   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:01 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

'Banyak Jajan', 90 % Penderita HIV/AIDS Usia Produktif. Ini judul berita di republika.co.id (25/10-2010). Disebutkan: Sebanyak 90 persen penderita HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu didominasi kelompok usia produktif seperti pelajar, pemuda dan mahasiswa. Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bengkulu, Arna Maretha, mengatakan penularan HIV/AIDS di Bengkulu sebagian besar dari penggunaan narkoba melalui jarum suntik secara bergantian.


Ada fakta yang luput terkait dengan pernyataan di atas. Kasus HIV dan AIDS yang banyak pada 'usia produktif' terdeteksi di kalangan penyalahguna narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya) dengan jarum suntuk secara bergantian. Penyalahguna narkoba yang muncuat ke permukaan hanya dari kalangan remaja, sedangkan penyalaguna di kalangan dewasa tidak pernah diungkapkan. Kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi di kalanga remaja penyalahguna narkoba karena mereka wajib tes HIV jika hendak mengikuti rehabilitasi.

Sebaliknya, kasus HIV dan AIDS di kalangan dewasa, terutama yang tertular melalui hubungan seksual, tidak terdeteksi karena mereka tidak menyadari dirinya sudah mengidap HIV. Ini terjadi karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik mereka. Akibatnya, kasus HIV dan AIDS di kalangan dewasa akan menjadi 'bom waktu' ledakan AIDS.

Data terbaru dari Klinik VCT (tes HIV secara sukareka yang gtatis) di RSUD M Yunus hingga September 2010 terdeteksi 48 kasus HIV, 18 sudah meninggal dunia. Pengidap HIV/AIDS yang berjumlah 48 ini sebelum terdeteksi sudah menyebarkan HIV secara horizontal tanpa mereka sadari. Penduduk yang tertular tidak terdeteksi karena mereka tidak menyadari dirinya sudah mengidap HIV karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik mereka.

Angka kasus HIV dan AIDS di Prov Bengkulu kian besar kalau dari 48 kasus yang terdeteksi itu ada pekerja seks komersial (PSK). Seorang PSK rata-rata meladeni tiga laki-laki setiap malam. Maka, seorang PSK berpotenti menularkan HIV kepada 60 laki-laki penduduk lokal. Laki-laki yang tertular akan menjadi mata rantai penyebaran HIV pula sehingga angka kasus HIV dan AIDS tambah banyak.

Di Bengkulu dilangsugkan seminar tentang bahaya narkoba dan dampaknya terhadap HIV/AIDS kepada pemuda. Jika dilihat dari epidemi HIV maka yang paling berpotensi menyebarkan HIV secara horizontal adalah laki-laki dewasa. Mereka ini dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami, pacar, lajang atau duda.
KPA Prov Bengkulu diundang oleh pengurus GMKI Bengkulu untuk menyampaikan data dan fakta tentang HIV/AIDS dengan harapan bisa mencegah mereka mencoba mendekati narkoba atau seks bebas. Sedangkan Ketua GMKI Bengkulu, Frans Welly Simamora, mengatakan seminar tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada seluruh anggota GMKI Bengkulu tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan dampaknya terhadap HIV/AIDS. Kalau 'seks bebas' yang dimaksud adalah hubungan seksual dengan PSK maka yang banyak dan sering melakukannya justru kalangan laki-laki dewasa. Selama ini remaja menjadi 'sasaran tembak' dengan mengabaikan kalangan dewasa.

Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah informasi yang disampaika kepada remaja harus yang akurat tanpa dibumbui dengan norma, moral dan agama. Jika informasi AIDS dibalut dengan norma, moral dan agama maka yang muncul hanya mitos (anggapan yang salah). Jika ini yang terjadi maka remaja tidak akan pernah mengetahui cara-cara penularan dan pencegahan HIV yang konkret sehingga mereka tidak menghindari perilaku berisiko. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun