Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

AIDS di Kota Palangka Raya, Kalteng, Dikaitkan dengan Moral

14 Juni 2011   15:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* DPRD Kalteng Studi Banding ke Jawa Barat yang Belum Punya Perda AIDS

Ketika cara-cara penularan HIV sudah diketahui secara medis, tapi tetap saja penularan HIV dikait-kaitkan dengan moral. Coba simak pernyataan Wakil Wali Kota Palangka Raya, H Maryono,ini: "Pendidikan seks perlu diberikan kepada para pelajar, sehingga mereka bisa lebih mendahulukan akal sehat, daripada nafsu untuk hal yang tidak benar dan menyimpang." (Pemkot Ajak Pelajar Perduli Pencegahan HIV-AIDS, kotapasir.com, 29/5-2011)

Hubungan seksual yang dilakukan pelajar merupakan pemenuhan dorongan hasrat seksual secara biologis. Hal itu disebutkan ‘menyimpang’ hanya karena dilihat dari aspek moral.

Jika dikaitkan dengan HIV/AIDS, maka tidak ada kaitan langsung antara (seks) ‘menyimpang’ dengan penularan HIV. Penularan HIV melalui hubungan seksual (bisa) terjadi di dalam dan di luar nikah (sifat hubungan seksual) kalau salah satu dari pasangan tsb. mengidap HIV dan laki-laki tidak memakai kondom (kondisi hubungan seksual).

Maka, informasi yang diterima pelajar pun tidak akan akurat karena dibumbui dengan moral. Tentu, pelajar itu tidak akan mengetahui dengan tepat cara pencegahan HIV karena informasi yang mereka terima hanya mitos (anggapan yang salah).

Disebutkan: ‘ …. penyakit mematikan tersebut merupakan ancaman yang serius bagi manusia dan sudah saatnya para pelajar diberikan pendidikan seks yang tepat, untuk mengantisipasi persoalan HIV-AIDS di kalangan generasi muda.’

Tentu saja generasi muda tidak bisa mengantisipasi penyebaran HIV karena mereka tidak memahami HIV/AIDS secara faktual. Inilah yang membuat posisi pelajar rentan tertular HIV.

Yang tidak masuk akal adalah kunjungan Baleg DPRD Prov Kalteng ke Prov Jawa Barat untuk studi banding pembuatan peraturan daerah (Perda) penanggulangan AIDS karena Jawa Barat belum mempunyai Perda penanggulangan AIDS (Lihat: http://regional.kompasiana.com/2011/06/02/raperda-aids-kalteng-studi-banding-ke-jawa-barat-yang-belum-mempunyai-perda-aids/).

Dorongan hasrat seks remaja tidak bisa disubstitusi dengan kegiatan lain. Untuk itulah mereka diberikan pengetahuan yang konkret tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV.

Atau bisa juga kalangan dewasa di Kota Palangka Raya, seperti pejabar dan pemuka masyarakat, memberitahu remaja tentang cara penyaluran dorongan hasrat seksual yang bermoral seperti yang mereka lakukan waktu remaja. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun