"Screening HIV/AIDS Gratis di Seluruh Puskesmas Tangsel, Pemkot Targetkan Nol Kasus pada 2030" Ini judul berita di kompas.com (3/12/2024).
Disebutkan dalam berita: Adapun Dinkes Kota Tangsel mencatat, ada 1.917 kasus HIV/AIDS di Tangsel sejak tahun 2010 hingga Oktober 2024.
Yang perlu diingat angka yang dilaporkan (1.917) tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat Gambar).
Nah, warga Tangsel pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Hal itu terjadi karena tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik warga pengidap HIV yang belum terdeteksi sebelum masa AIDS (secara statistik antara 5-15 tahun setelah tertular HIV jika tidak menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral/ART). Selain itu tidak ada pula keluhan kesehatan yang khas AIDS
Pernyataan bahwa Pemkot (Pemerintah Kota) Tangsel (Tangerang Selatan), Banten, targetkan nol kasus (HIV-pen.) pada tahun 2030 adalah utopia (KBBI: sulit atau tidak mungkin diwujudkan dalam kenyataan).
Dalam berita disebut: Lewat deteksi dini dan pengobatan ini, pemerintah Kota Tangsel menargetkan tak ada lagi kasus HIV/AIDS pada tahun 2030.
Baca juga: Ini Mimpi: Indonesia Bebas AIDS Tahun 2030 (Kompasiana, 6 Agustus 2014)