Temuan 399 kasus baru orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Bengawan, periode Januari-Oktober mematik reaksi Pemkot Solo. Saat ini pemkot kebut skrining kelompok berisiko atau kelompok rentan. Ini langkah antisipasi, jika kondisi ODHA memburuk. Ini lead di berita "Temuan Kasus Baru HIV/AIDS di Kota Solo Cukup Tinggi, Ini Langkah Antisipasinya" (radarsolo.jawapos.com, 8/11/2024)
Ada beberapa hal yang perlu dikoreksi pada lead berita ini agar berita tidak misleading (menyesatkan), yaitu:
Pertama, penulisan ODHA tidak dengan huruf kapital karena ODHA bukan singkatan tapi kata yang mengacu ke Orang dengan HIV/AIDS yang merupakan padanan dari People Living with HIV/AIDS (PLWH) yang dianjurkan oleh (Mendiang) Prof Dr Anton M Moeliono, pakar bahasa dulu di Pusat Bahasa kepada aktivis YPI (Yayasan Pelita Ilmu) -- Syaiful W Harahap, Pers Meliput AIDS, Penerbit Sinar Harapan/Ford Foundation, Jakarta, 2000 (catatan kaki di halaman 17).
Kedua, temuan kasus HIV/AIDS sebanyak 399 periode Januari-Oktober 2024 tidak menggambarkan jumlah kasus HIV/AIDS yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat Gambar).
Maka, kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi, terutama laki-laki dewasa heteroseksual dan biseksual, jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Penularan tersebut terjadi tanpa disadari karena warga pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi tidak menyadari bahwa mereka sudah tertular HIV/AIDS karena tidak ada tanda-tanga, gejala-gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik mereka dan tidak ada pula keluhan kesehatan yang terkait langsung dengan infeksi HIV/AIDS.
Ketiga, 'skrining kelompok berisiko atau kelompok rentan' terjadi di hilir, padahal yang diperlukan dalam menanggulangi HIV/AIDS adalah langkah konkret di hulu yaitu menurunkan, sekali lagi hanya bisa menurunkan, insiden infeksi HIV baru terutama pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan pekerja seks komersial (PSK) langsung dan PSK tidak langsung serta cewek prostitusi online.