Mengaitkan penularan HIV/AIDS dengan pelacuran yang melibatkan pekerja seks komersial (PSK) juga berdampak buruk. Dalam sebuah 'diskusi' di Facebook penulis menemukan seorang cewek  mengatakan bahwa zina yang disebut terkait dengan penularan HIV/AIDS adalah hubungan seksual dengan PSK di lokalisasi pelacuran.
Maka, hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang berganti-ganti yang bukan PSK, menurut cewek tadi, tidak ada risiko penularan HIV/AIDS.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa Bandung yang Tertular HIV/AIDS karena Terperangkap Mitos
Maka, tidak mengherankan kalau kemudian kalangan remaja dan usia muda, dalam hal ini cowok, merasa tidak berisiko tertular HIV/AIDS ketika mereka membawa cewek yang bukan PSK, seperti cewek kafe atau panti pijat plus-plus juga cewek prostitusi online, ke penginapan, losmen, hotel, apartemen atau kamar kos.
Begitu juga dengan cewek merasa tidak berisiko tertular HIV/AIDS ketika dibawa oleh cowok yang berganti-ganti melakukan hubungan seksual tanpa kondom ke penginapan, losmen, hotel, apartemen atau kamar kos.
Padahal, yang mereka lakukan itu adalah perilaku seksual berisiko tinggi tertular dan menularkan HIV/AIDS, dalam hal ini melalui hubungan seksual tanpa kondom.
Sebenarnya, PSK dikenal dua tipe, yaitu:
(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi (tempat) Â pelacuran atau di jalanan. Tapi, sejak reformasi ada gerakan moral menutup semua lokalisasi pelacuran di Indonesia sehingga lokaliasi pelacuran pun sekarang pindah ke media sosial. Transaksi seks pun dilakukan melalui ponsel, sedangkan eksekuasinya dilakukan sembarang waktu dan di sembarang tempat. PSK langsung pun akhirnya 'ganti baju' jadi PSK tidak langsung.
(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, pemandu lagu, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, dan cewek PSK online. Transaksi seks terjadi melalui berbagai cara, antara lain melalui Ponsel.
Risiko tertular HIV/AIDS atau PIMS atau keduanya sekaligus bisa terjadi jika laki-laki tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan PSK langsung atau PSK tidak langsung.
Sejatinya, ‘vaksin AIDS’ itu sudah ada yaitu informasi yang akurat berdasarkan fakta medis tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS. Hanya saja banyak yang mengganggap remeh informasi HIV/AIDS yang akurat.