Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Makan Siang Gratis Pintu Masuk untuk Mengembalikan Makanan Pokok Khas Daerah

20 Juli 2024   17:14 Diperbarui: 21 Juli 2024   03:47 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola makan di beberapa daerah yang semula dengan makanan pokok khas daerah tersebut dirusak oleh program transmigrasi yang membawa nasi sebagai makanan pokok.

Akibatnya, kebutuhan beras nasional terus meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dan warga yang meninggalkan bahan makanan pokok khas daerahnya.

Ilustrasi -- Sarapan gratis di sekolah di Malaysia (Sumber: cilisos.my)
Ilustrasi -- Sarapan gratis di sekolah di Malaysia (Sumber: cilisos.my)

Baca juga: Transmigrasi Mengubah Makanan Pokok Masyarakat yang Mendorong Impor Beras

Akibatnya, kebutuhan besar nasional terus meningkat dalam kondisi ketidakmampuan pemerintah mewujudkan kedaulatan beras sehingga membuat ketergantungan terhadap beras impor.

Maka perlu mengembalikan makanan pokok khas daerah agar tidak lagi tergantung pada beras.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat ketergantungan beras nasional terhadap impor.

Tingkat ketergantungan terhadap beras kian tinggi karena konsumsi beras per kapita warga Indonesia per tahun tertinggi di dunia (infopublik.id) seperti data di bawah ini:

  • Indonesia: 124 kg
  • Thailand dan Malaysia: 80 kg
  • China: 60 kg
  • Jepang: 50 kg
  • Korea: 40 kg

Dengan jumlah penduduk 275,5 juta (2022) tentulah kebutuhan beras juga besar.

Tahun 2024 kebutuhan beras nasional mencapai 31,2 juta ton. Angka yang tidak sedikit. Karena produksi beras nasional tidak mencukupi, maka pemerintah mengimpor beras dari beberapa negara di Asia dan ASEAN.

Impor Beras Indonesia Menurut Negara Asal Utama Tahun 2017-2023 (Sumber: bps.go.id)
Impor Beras Indonesia Menurut Negara Asal Utama Tahun 2017-2023 (Sumber: bps.go.id)

Pasangan presiden dan wakil presiden terpilih yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang mengusung makan siang gratis bagi pelajar di sekolah.

Program ini sudah lama berjalan di beberapa negara, seperti di India, Filipina, Malaysia dan Thailand serta di beberapa negara bagian di Amerika Serikat dan di beberapa negara di Eropa.

Sejatinya, melalui program makan siang bergizi yang gratis ini pemerintah bisa membawa pelajar untuk kembali menyukai makanan dengan makanan pokok khas daerah, seperti bubur jagung (Pulau Madura) dan sagu (Maluku, Maluku Utara dan Tanah Papua).

Siswa di Sekolah Ban Tha Mai, Distrik Tha Chana Surat Thani, Thailand, makan siang di sekolah. (Foto: bangkokpost.com/Supapong Chaolan)
Siswa di Sekolah Ban Tha Mai, Distrik Tha Chana Surat Thani, Thailand, makan siang di sekolah. (Foto: bangkokpost.com/Supapong Chaolan)

Mungkin jika langsung dengan bahan makanan pokok khas daerah anak-anak kaget karena selama ini mereka memakan nasi.

Maka, bisa saja dengan cara mencampur makanan dengan bahan makanan pokok khas daerah dengan nasi.

Tapi, hari demi hari kandungan nasi terus dikurangi sehingga suatu saat kelak mereka sudah terbiasa dengan makanan yang memakai bahan makanan pokok khas daerahnya.

Bahkan makanan pokok khas daerah itu dengan kandungan karbohidrat ditingkatkan dengan protein, seperti daging, ikan dan telur.

Di sisi lain bisa juga sesekali makanan khas satu daerah, seperti jagung dan sagu, dijadikan makanan di daerah lain sebagai pengenalan budaya dan memberikan gambaran atau memperkenalkan kehidupan warga satu daerah ke daerah lain melalui makanan. <>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun