Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

101 Kasus HIV/AIDS Baru di Sulawesi Utara Semester I 2024 Terdeteksi pada 4 Komunitas

11 Juli 2024   08:02 Diperbarui: 11 Juli 2024   08:16 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: english.jagran.com)

Ketiga, ketika 12 PSK itu terdeteksi HIV-positif itu artinya minimal mereka sudah tertular tiga bulan. Bebeapa studi menunjukkan seorang PSK rata-rata melayani 3-5 laki-laki setiap malam. Maka, sebelum 12 PSK itu terdeteksi sudah ada 2.700 -- 4.500 laki-laki yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan 12 PSK tersebut.

Jumlah laki-laki itu adalah: 12 PSK x 25 hari x 3 bulan x (3-5) per malam = 2.700 -- 4.500.

Yang jadi persoalan besar bagi Sulut adalah 2.700 -- 4.500 laki-laki tersebut tidak terdeteksi karena ketika mereka tertular HIV/AIDS mereka tidak menyadarinya karena tidak ada tanda-tanda, ciri-ciri atau gejala-gejala yang khas AIDS pada keluhan kesehatan dan fisik mereka.

Baca juga: Di Sulawesi Utara 70 Suami Menularkan HIV/AIDS ke Istrinya  

Akibatnya, mereka, seperti yang mempunyai istri, melakukan hubungan suami istri tanpa kondom karena si suami tidak menyadari kalau dia sudah tertular HIV/AIDS. Ini yang disebut sebagai 'silent disaster' (bencana terselubung).  

PKBI sendiri, seperti dikatakan oleh Jennifer hanya mendampingi empat komunitas, yaitu: lelaki seks lelaki (LSL), transgender, pekerja seks perempuan (PSP) -- ini lebih dikenal luas sebagai PSK, dan pengguna narkotika suntik.

Terkait dengan LSL kasus HIV/AIDS pada komunitas ini ada di terminal terakhir karena mereka tidak mempunyai istri.

Disebutkan dalam berita: PKBI tidak bertanggung jawab mengubah orientasi seksual seperti LSL. Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual karena orientasi seksual, dalam hal ini homoseksual yaitu laki-laki gay atau LSL, tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual (salah satu atau kedunya mengidap HIV/AIDS dan yang menganal tidak memakai kondom). Ini fakta medis!

Sedangkan HIV/AIDS pada transgender (lebih dikenal sebagai Waria) jadi masalah karena pelanggan Waria justru lebih banyak laki-laki yang mempunyai istri. Itu artinya suami jadi jembatan penyebaran HIV/AIDS ke Waria dan dari Waria ke istri.

Sayang, hal ini juga tidak dibawa ke ranah realitas sosial sehingga tidak ada gambaran yang utuh tentang penyebaran HIV/AIDS di Sulut.

Yang lebih parah adalah HIV/AIDS pada PSK karena mereka melayani laki-laki yang berganti-ganti dalam melakukan hubungan seksual. Risiko tertular dan menularkan HIV/AIDS kian besar jika laki-laki tidak memakai kondom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun