Seiring dengan kemajuan teknologi transportasi yang diterapkan PT KAI Commuter, seperti pemakaian kartu elektrik, hanya dengan menempelkan di mesin tiket atau vending machine di pintu masuk stasiun ketika hendak keluar dan masuk untuk naik KRL (kereta rel listrik).
Calon penumpang KRL cukup mengisi kartu elektrik yang sekarang lebih diutamakan Kartu Multi Trip KRL yang dijual di stasiun dengan harga Rp 30.000. Kartu bisa diisi ulang dengan minimal pengisian Rp 10.000.
Kartu ini sangat membantu penumpang KRL karena top-up atau pengisian kartu ada di setiap stasiun, begitu juga dengan mesin untuk mengecek sisa saldo di kartu juga ada di stasiun.
Setelah KRL beroperasi sampai Stasiun Rangkasbitung (Banten) dari Stasiun Tanah Abang (Jakarta Pusat) membantu transportasi yang murah, aman dan cepat bagi warga di sepanjang jalur tersebut.
Semula yaitu tahun1992 layanan perjalan KRL hanya segmen Tanah Abang--Serpong (Banten). Selanjutnya, sejak 5 Desember 2011 KRL layani segmen Tanah Abang--Tigaraksa (Banten). Lalu, mulai 1 April 2017 KRL layani segmen Tanah Abang-Rangkasbitung (Banten).
Layanan KRL Tanah Abang -- Rangkasbitung mengubah pola transportasi warga di sepanjang rel yang semula mengandalkan angkutan umum, seperti angkot dan bus, mobil pribadi serta sepeda motor kini beralih ke KRL.
Maka, setiap hari lahan parkir di stasiun dan di luar stasiun penuh dengan motor dan mobil. Warga di jalur Tanah Abang-Rangkasbitung lebih memilih naik KRL.
Tidak hanya warga Banten, tapi warga di luar Banten juga berharap layanan KRL tidak hanya sampai Rangkasbitung, tapi juga sampai ke Merak (Banten) karena banyak warga yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera dengan feri.
Memang, ada layanan kereta api (KA) yang dikenal sebagai KA Ekonomi relasi Rangkas-Merak dan sebaliknya yang merupakan gerbong yang ditarik lokomotif. Belakangan KA Ekonomi diganti namanya jadi KAI Commuter Rangkas-Merak, tapi tetap dengan gerbong dan memakai karcis yang bisa dibeli di loket atau daring melalui KAI Access.