Catatan: Dengan hormat dan kerendahan hati, pengalaman ini saya tulis sebagai gambaran bagi yang pernah mengalami sendiri atau anggota keluarga agar bisa dapat bantuan. Simpanlah ejekan, hinaan dan cacian Saudara. Jika merasa tidak akan pernah kena santet, silakan bersyukur sehingga tidak perlu menghina. Sudah beberapa yang mengontak saya minta bantuan setelah membaca pengalaman saya di Kompasiana. Penulis.
Seiring dengan perkembangan zaman mulai ada penolakan untuk menerima 'warisan' berupa ilmu hitam [KBBI: pengetahuan tentang kebatinan yang berhubungan dengan pekerjaan setan atau pekerjaan mencelakakan orang (seperti membuat orang gila, mencuri dengan bantuan makhluk halus)] dari orang tua atau anggota keluarga.
Akibatnya, orang-orang yang sudah mulai lanjut usia kesulitan melepaskan ilmu hitam karena anak-anak dan keluarganya menolak. Padahal, ketika dalam keadaan menjelang ajal akan susah pergi karena masih ada ilmu hitam di badan.
Hal itulah yang membuat orang-orang yang mempunyai ilmu hitam memasukkan ilmunya ke badan orang lain dengan berbagai cara, yang sebenarnya tidak jujur.
"Pak, putra Bapak ketumpangan ilmu macan putih!" Inilah yang disampaikan oleh seorang paranormal kepada saya di pertengahan tahun 1990-an. Padahal, dia tidak mengenal keluarga saya dan sama sekali tidak pernah bertemu dengan putra saya.
Memang, sejak kelas tiga SD anak saya itu berbeda 360 derajat dari kondisi sebelumnya. Putri saya mengatakan bahwa abangnya pernah dimandikan tengah malam di sungai oleh kerabat ibunya.
Belakangan, saya diberitahu bahwa nama putra saya diganti karena, kata mereka terlalu berat. Tapi, saya sebagai ayahnya sama sekali tidak pernah diberitahu apalagi minta izin.
Tampaknya, itulah ritual untuk memasukkan ilmu hitam ke badan putra saya, yang oleh paranormal tadi disebut ilmu macan putih.
Maka, tolonglah wahai orang-orang pemuja setan kalau mau pindahkan ilmu hitam seharusnya kepada yang dewasa dan atas persetujuan bukan dengan cara-cara yang tidak beradab.
Ilmu itu sejatinya sebagai pertahanan dari, tapi seharusnya diberikan kepada orang dewasa dengan persetujuan yang akan menerima. Sedangkan putra saya masih berumur 10 tahun dan tidak paham tentang ritual yang dialaminya.