Pariwisata merupakan salah satu sektor yang tidak terpengaruh oleh resesi sehingga bisa jadi andalan bagi banyak daerah, seperti Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan, Palembang.
Apalagi jelang HUT Kota Palembang ke-1.341 yang pada tanggal 17 Juni 2024 mendatang jadi peluang bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang khususnya dan Pemerinta Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya menarik wisatawan nusantara (Wisnus) dan wisatawa mancanegara (Wisman).
Kota Palembang yang dikenal sebagai kota tertua di Indonesia dengan usia 1.340 tahun dengan julukan Bumi Sriwijaya dengan makanan khas yang populer yaitu pempek atau empek-empek juga jadi ikon yang membuat Kota Palembang juga dikenal sebagai Kota Empek-Empek.
Kota Palembang yang mendapat predikat sebagai kota tertua di Indonesia berdasarkan prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di sekitar tepian sungai Batang yang juga dikenal sebagai Prasasti Kedukan Bukit. Hal tersebut membuat Kota Palembang kemudian juga dijuluki sebagai Bumi Sriwijaya.
Jembatan Ampera yang dibangun tahun 1962 adalah salah satu ikon Kota Palembang yang terkenal. Di sekitar jembatan ini bisa dikembangkan wisata alam, wisata sejarah dan wisata kuliner.
Untuk mendukung wisata di sekitar Jembatan Ampera Pemkot Palembang sejatinya mempunyai visi untuk mengembangkan homestay (penginapan) yaitu dengan merevitalisasi rumah-rumah penduduk serta membangun homestay terapung. Homestay di sekitar Jembatan Ampera dan di atas aliran sungai akan membawa suasana alami bagi Wisnus dan Wisman.
Mengembangkan homestay di sekitar Jembatan Ampera, selain meringankan beban Wisnus dan Wisman terkait dengan biaya, hal itu juga meningkatkan pendapatan warga dengan menyewakan kamar yang sudah diperbaiki sebagai homestay.
Dengan merancang warung-warung di tepi sungai dan warung terapung jadi tempat yang menawarkan suasana alami bagi penggemar wisata kuliner, terutama empek-empek* dan makanan khas Kota Palembang dan Sumsel.
Tentu saja Wisnus dan Wisman juga ingin menyaksikan atraksi seni, seperti tarian dan perhelatan adat pernikahan. Untuk itu perlu ada gedung pertunjukan dengan acara regular yang terjadwal. Wisnus dan Wisman menyaksikan atraksi budaya dan seni Kota Palembang dan daerah lain di Sumsel di gedung pertunjukan yang menyajikannya secara teratur dengan jadwal yang pasti.