"Kemenkes: Hepatitis B dominan ditularkan transmisi dari ibu ke anak" Ini judul berita di antaranews.com (28/7-2023).
Disebutkan dalam berita: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan bahwa hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak. "Kondisi itu memungkinkan terjadinya hepatitis B yang kronis," katanya dalam agenda Hari Hepatitis Sedunia ke-14 Tahun 2023 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Jumat, 28/7-2023.
Begitu juga dengan berita di kompas.com (28/7-2023): Tingginya prevalensi hepatitis B (HBsAg) dipicu oleh transmisi vertikal atau dari orang tua ke anak. Pasalnya, ibu hamil yang terinfeksi dengan hepatitis B dapat menularkan penyakit ini kepada janin di dalam kandungan.
Celakanya, dalam banyak berita sama sekali tidak ada informasi atau penjelasan berbasis ilmiah tentang: Mengapa dan Bagaimana ibu-ibu itu tertular virus Hepatitis B!
Dengan berita yang sifatnya misleading ini membuat perempuan, dalam hal ini ibu yang melahirkan, jadi objek sebagai pelengkap penderita. Mereka sudah tertular virus Hepatitis B, tapi tidak ada penjelasan yang komprehensif siapa yang menularkan virus Hepatitis B kepada mereka (baca: ibu-ibu yang menularkan virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkannya).
Penjelasan pejabat Kemenkes itupun, Imran Pambudi, mengabaikan perspektif gender dengan menyudutkan perempuan karena tidak memberikan informasi yang akruat tentang penularan virus Hepatitis B terhadap seorang (peremuan), alam hal ini ibu hamil.
Penularan virus Hepatitis B persis sama dengan HIV/AIDS, yaitu:
(a) melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pengidap virus Hepatitis B,
(b) melalui jarum suntik yang dipakai secara bersama-sama dengan bergiliran
(c) melalui transfusi darah yang tidak diskrining virus Hepatitis B, dan