Sudah jamak terjadi di banyak angkutan umum perjalanan diiringi lagu-lagu dangdut, Pantura dan lagu daerah sesuai dengan etnis sopir.
Tapi, lain dengan pengalaman ini. Lepas subuh 25 September 2021 saya naik ke bus Primajasa trayek Kampung Rambutan-Merak.
Pengalaman lama itu mencuat ketika di bulan Mei 2023 saya naik JakLingko dari Jalan Gading Raya, Pisangan Timur, Jakarta Timur, menuju Terminal Kp Melayu. Pak Sopir tampaknya sudah berumur 50-an. Lagu-lagu The Cats terdengar di pagi-pagi walaupun berupa cover version.
Biasanya saya naik bus arah Merak di putaran dekat halte TransJakarta arah ke Pasar Rebo.
Seperti biasanya begitu naik terdengar dentuman bas lagu-lagu dangdut atau teriakan artisnya yang memanggil-manggil nama laki-laki yang biasanya rajin nyawer.
Tapi, kali itu lain dari biasanya. Begitu kondektur membuka pintu bus terdengar dentingan musik yang agak samar-samar yang sangat khas di telinga saya.
Dentingan musik itu membuat saya kaget karena selama 20-an tahun saya sering pulang-pergi melalui trayek itu, ini baru kali kedua telinga saya akrab dengan musik yang mengisi kabin bus.
Biasanya layar TV di depan menunjukkan gambar perempuan memegang mik sambil berteriak: "Bapak yang di pojok, goyang, dong." Itu video dangdut Pantura.
Lagu dangdut pun bergema mengiringi laki-laki yang silih berganti memberikan sawer dengan rencehan Rp 5.000 atau Rp 2.000 agar banyak sehingga bisa berlama-lama joget di panggung.
Tapi, subuh itu alunan musik benar-benar lain dari biasanya. Musik yang sangat khas mengiringi lagu "Sweet Child O' Mine" (Guns N' Roses).