Pemberian kondom pada pasangan diskordan HIV/AIDS merupakan langkah penanggulangan di hilir, yang diperlukan langkah di hulu cegah infeksi HIV baru
"Cegah Penyebaran HIV/AIDS, Dinkes Kota Bekasi Alokasikan 16.560 Alat Kontrasepsi" Ini judul berita di megapolitan.kompas.com (17/9-2022).
Informasi di judul berita ini misleading (menyesatkan) karena tidak semua alat kontrasepsi (mencegah kehamilan) bisa dipakai untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, anal dan oral).
Alat kontrasepsi yang bisa dipakai untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, hanya kondom.
Ternyata entri kondom di KBBI hanya menyebut: alat kontrasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan pemakaiannya dilakukan dengan cara disarungkan pada kelamin laki-laki ketika akan bersanggama. Sama sekali tidak dikaitkan dengan alat untuk mencegah penularan IMS dan HIV/AIDS melalui hubungan seksual.
IMS adalah infeksi menular seksual yaitu penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, antara pengidap IMS ke orang lain dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, yaitu: kencing nanah (GO), raja singa (sifilis), klamdia, jengger ayam, virus hepatitis B, virus kanker serviks, trikomona, herpes genitalis, dan kutil kelamin.
Selain itu perlu juga dipertanyakan: Apakah BKKBN juga menyebut kondom sebagai alat multi atau fungsi ganda untuk mencegah kehamilan dan penularan IMS dan HIV/AIDS melalui hubungan seksual?
Kalau tidak itu artinya BKKBN tidak mendukung penanggulangan HIV/AIDS yang sudah menggurita di Tanah Air.
Dalam berita disebut: Dinkes Kota Bekasi mencatat ada 554 kasus HIV/AIDS sepanjang 2022. Angka ini juga tidak ril karena tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat.
Hal itu terjadi karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat gambar).